TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kades Kalah Pemilu Marah dan Tutup Objek Wisata di Purwakarta

Warga menuding penutupan dilakukan mantan kepala desa

Abdul Halim/IDN Times

Purwakarta, IDN Times - Akses menuju objek wisata air terjun Curug Tilu di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, tertutup tembok dan kawat berduri. Warga menuding penutupan itu dilakukan mantan kepala desa yang kalah dalam Pemilihan Kepala Desa serentak beberapa waktu lalu.

Banyak di antara warga yang berjualan di kawasan pariwisata itu. Dengan begitu, mereka pun merasa telah kehilangan mata pencahariannya dan terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

"Jelas dirugikan. Ketika curug ini ditutup, bagian untuk kesejahteraan lingkungan juga hilang. Terus, perekonomian masyarakat yang bergantung dari berdagang di sini jadi terhenti," kata salah seorang warga, Ade Jamaludin, Senin (6/12/2021).

1. Warga terpaksa melintasi sungai untuk lewati pagar

(Ilustrasi Sungai Sembor) Dokumentasi BNPB

Kata Ade, kunjungan wisatawan ke Curug Tilu saat ini mulai meningkat kembali setelah pandemi COVID-19 mereda. Bahkan, jumlahnya juga diperkirakan akan terus meningkat saat libur Natal dan tahun baru nanti.

Sebagian besar warga diakui tidak mengetahui pembangunan pagar tembok dan kawat berduri itu. Karena itu, sebagian di antara warga yang belum sempat membawa barang dagangannya dari lokasi wisata.

"Saya sedih melihat nenek-nenek yang mau mengambil dagangannya harus melewati kawat berduri di tepi aliran air," ujar Ade. Ia merasa prihatin karena nenek tersebut sudah menjanda.

2. Warga bergotong-royong membuat jalur baru

Pixabay.com/Jarmoluk

Menurut informasi dari warga, lahan yang dilalui jalur tersebut diklaim sebagai milik mantan Kades. Jalur setapak yang ditutup itu tak hanya menjadi akses menuju objek wisata, tapi juga kerap digunakan warga untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.

Warga yang tak kunjung mendapatkan jawaban yang jelas dari pihak bersangkutan akhirnya bergotong royong membangun jalan alternatif. "Ini inisiatif warga yang terdampak penutupan jalur itu," ujar Ade, di sela-sela pekerjaan pembuatan jalur baru.

3. Warga berencana menuntut lewat jalur hukum

Sementara itu, warga juga berencana malaporkan pihak yang sengaja menutup jalur tersebut ke aparat penegak hukum. "Pendapatan warga turun drastis jadi warga sangat kecewa," kata Ketua Badan Usaha Milik Desa Ciririp, Anwar Ibrahim.

Tembok yang dibangun secara permanen di sana panjangnya hampir 30 meter dengan tinggi mencapai satu setengah meter. Tak hanya itu, warga juga menuding pihak yang sama telah memutus jaringan listrik ke lokasi wisata.

Baca Juga: Korupsi Dana Desa Rp695 Juta, Eks Kades di Serang Ditahan

Baca Juga: Gagal Jadi Kades, RS dan Komplotannya Curi Monitor Modul Alat Berat

Baca Juga: Soal UMK, Bupati dan Buruh Purwakarta Kompak Kecewa pada Ridwan Kamil

Berita Terkini Lainnya