Belanja Bulanan Bikin Pusing, Inflasi Cirebon Naik Terus

- Kenaikan harga bahan pangan, sektor jasa, dan konsumsi rumah tangga menjadi faktor utama inflasi di Cirebon.
 - Pisang, cabai rawit, bawang putih, hingga buku pelajaran tingkat SMP dan SMA turut menekan inflasi
 - Inflasi bulanan Oktober 2025 mencapai 0,32%, dengan tekanan harga yang diperkirakan akan berlanjut menjelang akhir tahun.
 
Cirebon, IDN Times - Tekanan inflasi di Kota Cirebon terus berlanjut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Oktober 2025 inflasi year on year (y-on-y) mencapai 2,90% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,64.
Angka ini menunjukkan peningkatan harga barang dan jasa dalam setahun terakhir, terutama dari kelompok kebutuhan pokok dan pendidikan.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Kota Cirebon, Ujang Mauludin, menuturkan kenaikan harga paling signifikan terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang melonjak 5,28%.
Selain itu, kelompok kesehatan naik 5,65%, pendidikan naik 4,84%, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya meningkat 3,35%.
“Kenaikan harga pangan masih menjadi faktor utama yang mendorong inflasi di Cirebon selama 2025,” ujarnya di Cirebon, Selasa (4/11/2025).
1. Komoditas pendorong inflasi

Ujang memaparkan, terdapat 15 komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi tahunan. Di antaranya adalah cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, beras, serta minyak goreng.
"Kenaikan harga bahan pangan terjadi karena pasokan yang belum stabil dan biaya distribusi yang meningkat menjelang akhir tahun,” jelasnya.
Selain bahan pokok, inflasi juga disumbang dari sektor jasa dan konsumsi rumah tangga, seperti pemeliharaan atau servis peralatan rumah tangga, tarif dokter spesialis, upah asisten rumah tangga, serta biaya pendidikan di akademi dan perguruan tinggi.
Ujang menambahkan, pengeluaran untuk sektor rekreasi, olahraga, dan budaya justru mengalami penurunan -1,24%, menjadi satu-satunya kelompok besar yang menahan laju inflasi.
Sementara itu, beberapa komoditas lain seperti sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT) juga memberikan kontribusi positif terhadap inflasi. Dua komoditas tersebut mencerminkan peningkatan konsumsi masyarakat pada produk rokok yang masih tinggi di Cirebon.
2. Barang yang menahan laju inflasi

Di sisi lain, BPS mencatat terdapat sejumlah barang yang justru berperan menekan inflasi atau memberikan andil deflasi pada Oktober 2025. Sebanyak 15 komoditas mengalami penurunan harga, di antaranya pisang, cabai rawit, bawang putih, buncis, udang basah, kacang panjang, hingga daging sapi.
Selain bahan makanan, produk kebutuhan rumah tangga seperti sabun detergen bubuk, pelembut atau pengharum cucian, serta minuman ringan ikut mengalami penurunan harga.
Beberapa buku pelajaran tingkat SMP dan SMA, vitamin, serta tarif kereta api juga tercatat menurun dan menjadi penyeimbang terhadap tekanan inflasi dari sektor lain.
“Komoditas ini berperan cukup penting dalam menahan inflasi lebih tinggi dari posisi sekarang,” tutur Ujang.
3. Inflasi bulanan dan prospek akhir tahun

Secara month to month (m-to-m), inflasi Kota Cirebon pada Oktober 2025 tercatat 0,32%, sementara secara kumulatif (year to date) sebesar 2,27%. Angka tersebut menandakan adanya tekanan harga yang konsisten sejak awal tahun, meski laju inflasi masih tergolong terkendali.
Menurut Ujang, tekanan inflasi diperkirakan masih akan berlanjut menjelang akhir tahun, terutama dipicu oleh meningkatnya permintaan bahan pangan dan kebutuhan musiman.
"Perlu penguatan kerja sama lintas sektor untuk menjaga kestabilan pasokan dan distribusi pangan. Tanpa langkah antisipatif, harga kebutuhan pokok bisa melonjak saat libur panjang akhir tahun,” ujarnya menegaskan.
Dengan capaian inflasi 2,90%, Kota Cirebon tetap berada pada kisaran aman dibandingkan rata-rata nasional. Namun, BPS menilai pengendalian harga bahan pokok harus menjadi prioritas agar daya beli masyarakat tidak terus tergerus.
Pemerintah daerah diminta memperkuat koordinasi dengan pelaku pasar dan distributor untuk menjaga ketersediaan stok, terutama komoditas pangan strategis seperti cabai, beras, dan ayam ras.


















