Batu Bara Masih Menjanjikan, Adaro Tetap Kembangkan Energi Terbarukan

Energi terbarukan belum dapat mengatasi persaingan

Bandung, IDN Times – Tidak bisa dipungkiri jika saat ini berbagai perusahaan energi telah mencoba peruntungan untuk mengembangkan potensi energi terbarukan. Tren yang disertai dengan keinginan menjaga lingkungan hidup juga permintaan yang tinggi itu pun dilakukan oleh perusahaan lokal, PT. Adaro Indonesia.

Direktur Pemasaran PT. Adaro Indonesia Hendri Tan mengatakan, perusahaannya saat ini tengah fokus untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya. Hal itu sejalan dengan target pemerintah yakni produksi energi terbarukan sebesar 31 persen pada 2030.

1. Adaro telah mengeksplorasi wilayah pengembangan energi terbarukan

Batu Bara Masih Menjanjikan, Adaro Tetap Kembangkan Energi TerbarukanHendri Tan Direktur Pemasaran Adaro Indonesia (IDN Times/Istimewa)

Pembangkit listrik tenaga surya milik Adaro itu dikembangkan di daerah Kalimantan Selatan. Menurut Hendri, perusahaannya memang mulai komit untuk mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan.

“Jadi ada beberapa wilayah yang kami explore (jelajahi), dan saat ini penerapannya di beberapa daerah mulai berjalan,” kata Hendri, ketika menghadiri webinar Future Energy Tech and Innovation Forum, Senin (8/3/2021).

2. PLTU Batang mungkin dapat beroperasi di akhir 2021

Batu Bara Masih Menjanjikan, Adaro Tetap Kembangkan Energi TerbarukanPinterest

Tak hanya pembangkit listrik tenaga surya, Adaro juga saat ini tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap dengan teknologi ultra-sepercritical (USC) yakni Bimasena Power Indonesia yang terletak di Batang, Jawa Tengah. “Ini merupakan salah satu PLTU terbesar di Asia Tenggara,” tuturnya.

PLTU Batang dengan kapasitas sebesar 2x1.000 mega watt ini direncanakan mulai beroperasi pada akhir 2021. Proyek daripada PLTU ini dikerjakan oleh PT. Adaro Power bersama Electric Power Development, dan Itochu Corporation.

Sebelumnya pada Juni 2016, Bhimasena meraih kesepakatan pendanaan dengan perkiraan total investasi sebesar 4,2 miliar USD. Rencananya, setelah beroperasi, PLTU Batang akan memasok listrik selama 25 tahun kepada PLN.

3. Adaro mengklaim telah mengekspor batu bara ramah lingkungan

Batu Bara Masih Menjanjikan, Adaro Tetap Kembangkan Energi TerbarukanIlustrasi tongkang angkut batu bara. IDN Times/Mela Hapsari

Sementara itu soal batu bara, Adaro mengklaim telah melakukan ekspor tanpa melupakan prinsip ramah lingkungan. Selama 20 tahun terakhir, lanjut dia, Adaro memang mengekspor environmental friendly coal ke beberapa negara lain.

Klaim ramah lingkungan, kata Hendri, bukan tanpa dasar. “Batu bara ini lebih ramah lingkungan karena kandungan polutannya rendah, sulfur rendah, dan juga abu rendah. Ini yang menjadi alasan batu bara produksi Adaro itu disukai oleh pembeli. Selama ini negara yang rutin membeli batubara ramah lingkungan itu adalah Jepang dan Hong Kong,” katanya.

4. Batu bara tetap menjanjikan, energi terbarukan masih kalah saing

Batu Bara Masih Menjanjikan, Adaro Tetap Kembangkan Energi TerbarukanIlustrasi tongkang mengangkut batu bara (IDN Times/Yuda Almerio)

Menurut Hendri, batu bara tetap akan menjadi sumber energi yang diperlukan sekali pun perkembangan energi terbarukan terus dilakukan. Pasalnya, energi terbarukan dinilai belum dapat bersaing secara komersil dengan batu bara.

Menurut pandangannya, energi terbarukan masih memerlukan waktu sekitar 10-20 tahun untuk bisa bersaing dengan batu bara. Memang, pada 2030, menurut laporan Wood macKenzie, harga batu bara akan lebih murah dibandingkan gas. Di sisi lain, hanya solar yang lebih murah dibandingkan harga batu bara.

“Secara fundamental jangka panjang, batu bara masih dibutuhkan khususnya bagi negara di Asia Selatan dan juga negara berkembang di Asia Tenggara. Permintaan batu bara di China, contohnya, meningkat pada kurun 2016-2020,” tutur Hendri.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya