Jelang Nataru Harga Cabai hingga Minyak Goreng di Kota Bandung Meroket

Waspada penimbunan barang

Bandung, IDN Times - Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung mencatat ada kenaikan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di delapan pasar tradisional. Mulai dari minyak goreng, telur, hingga cabai, harganya mulai naik dari beberapa waktu lalu. Kenaikan harga ini pun terjadi di toko ritel.

Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah menjelaskan, meski kenaikan harga ini terjadi tapi stok bahan pokok masih terbilang aman. Untuk jumlahnya tidak berkurang hanya harganya melejit.

Untuk cabai misalnya, dari biasanya di kisaran Rp25.000 per kilogram (kg) sampai Rp30.000 per kg, sekarang berada dikisaran harga yang terendah Rp 50.000 per kg dan termahal Rp 60.000 per kg.

Kemudian cabai rawit merah juga sekarang mulai tinggi berada diharga Rp70.000 per kg. Minyak goreng sekarang masih tinggi, yang awalnya hanya Rp24.000 per 2 liter, sekarang harganya Rp37.000 per dua liter.

1. Disdagin Kota Bandung gelar operasi pasar untuk kendalikan harga

Jelang Nataru Harga Cabai hingga Minyak Goreng di Kota Bandung MeroketIlustrasi pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww)

Dengan adanya kenaikan harga bahan pokok, Pemkot Bandung mengambil langkah dengan melakukan operasi pasar. Namun, untuk menggelar operasi pasar pada bahan pokok yang mengalami kenaikan harga seperti cabai, Disdagin masih mengalami kesulitan.

"Jadi sesuai dengan arahan Pak Wali Kota Bandung, bahwa kalau ada bahan pokok yang naik, maka Pemerintah Kota itu wajib hadir seperti hari ini operasi pasar pada minyak goreng. Nah kalau untuk cabai kita masih agak sulit mencari stok-nya. Tetapi kita berencana akan koordinasi dengan daerah produsen cabai," ungkapnya.

2. Upayakan harga pokok kembali normal

Jelang Nataru Harga Cabai hingga Minyak Goreng di Kota Bandung MeroketIlustrasi Pengiriman Telur Ayam. (IDN Times/Sunariyah)

Elly mengatakan, hingga Nataru nanti masih ada waktu sekitar 20 hari. Pemkot Bandung akan berupaya untuk menekan harga bahan pokok agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkannya.

"Mudah-mudahan nanti menjelang Nataru sektiar 20 hari lagi, mudah-mudahan harga bisa turun kembali," kata dia.

3. Kenaikan harga berdampak pada inflasi

Jelang Nataru Harga Cabai hingga Minyak Goreng di Kota Bandung MeroketIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Kenaikan harga minyak goreng menjadi penyebab utama dari inflasi di bulan November yang sebesar 0,37 persen secara month-to-month (mtm). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan selain minyak goreng, kenaikan harga telur ayam ras, cabai merah, dan daging ayam ras juga menyumbang andil yang cukup besar di inflasi November, yang tergabung dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.

"Tiga terbesar yang beri andil di November pertama kelompok makanan, minuman dan tembakau yang terjd inflasi 0,84 persen, dan beri andil 0,21 persen," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/12/2021).

Margo mengatakan dari inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,21 persen tersebut, minyak goreng memberi andil inflasi terbesar, yakni 0,08 persen.

"Kemudian telur ayam ras dan cabai merah beri andil 0,06 persen. Dan daging ayam ras yang memiliki andil 0,02 persen," ujar Margo.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya