TPPAS Lulut Nambo Belum Ada Investor, Bey Kasih Solusi Sementara

Bandung, IDN Times - Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang berlokasi di Kabupaten Bogor, masih belum menarik perhatian investor guna menanamkan modalnya. Padahal, uji coba pengelolaan sudah dilakukan sejak 2024.
Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengklaim, pada dasarnya sudah ada beberapa investor yang melirik proyek pengelolaan sampah ini. Namun, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat.
"Kami terbuka kepada semua investor. Ini kan investor banyak yang minat ke Nambo, tapi yang jadi itu belum (deal)," ujar Bey dikutip, Sabtu (18/1/2025).
1. Disarankan menggunakan metode lain

Dengan belum adanya investor, Bey telah menyarankan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar pengelolaan sampah di TPPAS Lulut Nambo menggunakan metode sanitary landfill.
Diketahui, sanitary landfill sendiri merupakan metode pengelolaan sampah yang dilakukan dengan cara menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan menimbunnya dengan tanah.
Sementara TPPAS Lulut Nambo dibangun untuk melayani pengelolaan sampah yang masuk dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Tanggerang Selatan.
"Jadi kalau investasinya agak sulit, coba apakah misalnya sanitary landfill. Nah kalau itu bisa, kan banyak jumlahnya. Empat ribu ton di situ (bisa terkelola). Jadi kami ingin segera dan sedang dipelajari Dinas LH," ucapnya.
2. Minta sampah yang ada dikelola terlebih dahulu

Menurut Bey hal itu harus sudah bisa diterapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup agar sampah yang menumpuk bisa ditangani. Apalagi, persoalan sampah saat ini turut menjadi masalah di seluruh kabupaten dan kota.
"Jangan tunda-tunda lagi. Coba barangkali ada cara lain, yang penting dimanfaatkan untuk masyarakat, karena sampah di semua kota sudah sangat menjadi masalah. Dan ini juga kami terus dorong Legoknangka supaya segera diproses," kata dia.
Sebelumnya ada dua perusahaan yang melakukan audiensi dengan DPRD Provinsi Jawa Barat. Perusahaan ini yaitu PT Paramatunas Group dan Canvest Environmental Protection Group Company Limited, Rabu 15 Januari 2025 lalu.
Audiensi diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat MQ Iswara. Turut mendampingi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), KPBU Jabar TPPAS Lulut Nambo dan OPD terkait.
Provinsi Jabar, kata Iswara, memiliki beberapa TPA atau TPPAS. Satu di antaranya TPA Sarimukti yang saat ini existing, tapi mulai overload dan saat ini sudah diperluas sebanyak enam hektare.
"Tapi ini tak akan bertahan lama. Kami berharap TPPAS Legoknangka bisa segera beroperasi di 2025," katanya.
3. Investor harapkan pengelolaan berteknologi WtE

Sementara itu, Business Development Manager dari Canvest Environmental Protection Group Company Limited Alfred Zhang menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari DPRD Jawa Barat.
Dalam paparannya, Alfred Zhang pun menyampaikan maksud dan tujuannya yakni kerja sama pengelolaan sampah di Jawa Barat, terutama TPPAS Lulut Nambo.
Ia menawarkan kerja sama pengelolaan sampah dengan teknologi terbaik, dengan hasil polusi yang kecil sekali, dan memperhatikan lingkungan sekitar. Teknologi yang dimaksud adalah Waste to Energy (WtE).
"Kami mengikuti standar yang diharuskan WHO, kami mengikuti apa yang dicanangkan internasional," kata Alfred Zhang.