Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polemik Gerakan Poe Ibu, Bupati Majalengka: Kembalikan pada Masyarakat

IMG-20250930-WA0009.jpg
Bupati Majalengka Eman Suherman (inin Nastain/IDN Times)
Intinya sih...
  • Minta camat tawarkan kepada warga
  • Manfaatkan UPZ, tidak perlu ada wadah baru
  • Mendukung, tapi mengembalikan keputusan kepada masyarakat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDM Times- Bupati Majalengka Eman Suherman menyambut positif gerakan rereongan sapoe sarebu (Poe Ibu) yang ditelorkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Kendati demikian, pada pelaksanaannya, Eman mengaku tidak akan memaksa masyarakat untuk menjalankan gerakan itu.

Ia menjelaskan, Majalengka sendiri sejatinya sudah memiliki pengalaman terkait gerakan itu. "Terkait dengan edaran yang Rp1.000, saya sudah menyampaikan kepada teman-teman, kita harus menyikapi dengan secara positif," kata Eman

1. Minta camat tawarkan kepada warga

IMG_20250820_123713.jpg
Kantor Kecamatan Majalengka (inin nastain/IDN Times)

Emang menjelaskan, gerakan tersebut sempat disampaikan dalam rapat koordinasi. Dalam rakor itu juga disinggung terkait kondisi saat ini, yang perlu jadi pertimbangan.

"Walaupun memang tadi Pak Wabup menyampaikan ada situasi dan kondisi yang saat ini sedang terjadi, itu kan gak apa-apa, yang penting kami tawarkan kepada publik. Kami sudah punya pengalaman, kok, Majalengka dulu pada saat ulang tahun Majalengka kan saya sudah seperti itu," kata dia.

Eman juga mengaku sudah meminta para camat untuk segera menindaklanjuti program tersebut. Namun, Eman mengingatkan para camat agar komunikasi dengan masyarakat harus disampaikan dengan cara yang baik.

"Saya minta kepada Pak Camat agar ini segera ditindaklanjuti. Kemudian tawarkan kepada publik yang sebaik-baiknya. Karena ini adalah nilainya positif. Membangun kepedulian untuk peduli terhadap sesama yang membutuhkan," katanya.

2. Manfaatkan UPZ, tidak perlu ada wadah baru

Inin Nastain/ Gedung Baznas Majalengka
Inin Nastain/ Gedung Baznas Majalengka

Disinggung soal teknis di lapangan, Eman menjelaskan gerakan tersebut tidak perlu memiliki badan baru yang bertugas mengumpulkan dana. Dia beralasan di setiap desa dan kelurahan saat ini sudah memiliki UPZ (unit pengumpul zakat).

"Ada pun teknisnya di lapangan, kan di sana ada UPZ, di tiap desa. Koordinasi saja dengan perangkat desanya, dengan UPZ siapa yang akan mengelola kan sudah jelas ada. Daripada membentuk yang baru, pakailah yang lama," kata dia. Menurut Eman, pengumpulan dana dari gerakan itu akan terfokus di desa, termasuk di dalamnya bagi ASN.

3. Mendukung, tapi mengembalikan keputusan kepada masyarakat

ilustrasi dukungan (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi dukungan (pexels.com/Liza Summer)

Bupati kembali menegaskan dukungannya terhadap gerakan itu. Namun, dia menggarisbawahi agar dalam pelaksanaannya tidak ada paksaan pada masyarakat.

"Tidak boleh ada unsur paksaan, karena ini sifatnya adalah kesadaran. Bagi mereka yang setiap harinya ingin melakukan sedekah kan, mungkin tidak usah dipaksa-paksa. Tidak usah diminta, pasti memberi dengan sendirinya," kata dia.

"Kuncinya yang paling penting saya hari ini adalah bagaimana edaran itu bisa ditangkap oleh kita, bisa dilaksanakan, dan ditawarkan kepada masyarakat."

Eman kembali menegaskan, Majalengka sendiri sejatinya sudah punya pengalaman terkait program serupa. Yang terpenting, kata dia, jangan ada pihak-pihak yang memanfaatkan progam itu untuk kepentingan pribadi.

"Dulu kan seperti itu, saat ulang tahun Majalengka. Yang penting tidak ada niat jahat di sana. Sepanjang untuk masyarakat, dikembalikan kepada masyarakat," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Danacita Buka Akses Cicilan Kuliah Luar Negeri, Ini Penawarannya

06 Okt 2025, 19:44 WIBNews