Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hasil rapid test uji pemeriksaan kesehetan pasien COVID-19 (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang menunggu 100 ribu alat rapid test yang diproduksi Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Rencananya, 100 ribu alat rapid test ini mulai diproduksi massal pada Juli, mendatang.

“Akan diproduksi massal mendekati 100 ribu alat di bulan Juli. Nah, di Juni ini sudah ada, tapi terbatas 5.000 unit. Yang stok untuk Juni akan digunakan kepada orang yang reaktif atau PCR-nya positif,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam konferensi pers, Jumat (12/6) sore.

1. Warga tidak akan kesulitan ketika membutuhkan surat keterangan sehat nantinya

Ilustrasi imunisasi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Dengan harga yang lebih terjangkau, maka masyarakat diharap bisa mengakses surat kesehatan yang ditentukan melalui alat ini. Apakah mereka diindikasi terpapar virus corona jenis baru (COVID-19) atau tidak.

Untuk tingkat akurasi, Emil memastikan alat buatan lokal lebih bagus. Keakurasiannya bisa mencapai 80 persen.

Kenapa? Sebab, alat rapid test yang selama ini dibeli dari Tiongkok hanya mengecek antibodi ketika ada benda asing yang ada di dalam tubuh. Artinya ketika ada benda lain di luar COVID-19 pun akan membuat alat ini reaktif.

Sedangkan alat buatan Unpad dan ITB pengukurannya menggunakan antigen. Ketika ada virus corona ini alat akan mengecek sampai ke tingkat protein yang tedapat dalam virus.

"Ini akurasinya lebih tinggi,” ia melanjutkan.

2. MPR apresiasi produk dalam negeri

Editorial Team

Tonton lebih seru di