PPDB Dibuka, Putri Ridwan Kamil Ikut Daftar Sekolah ke SMA 3 Bandung

Meski bisa mendapat kemudahan dengan berbagai akses sebagai seorang istri Gubernur, Atalia enggan menggunakannya karena dianggap hal tersebut tidak sesuai prosedur yang berlaku. Dia berkukuh menjalankan PPDB sesuai regulasi dan aturan yang ada.

“Jadi, yang penting kita lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Saya pun dari semenjak dulu, Kang Emil (Ridwan Kamil) ini sangat saklek sekali kalau urusan aturan. Sehingga, apapun yang dilakukan masyakarat, berlaku untuk kami,” katanya.

Untuk pilihan kedua, Atalia telah mendaftarkan putrinya ke SMA 5 yang tempatnya tepat berada di belakang SMA 3. Dua sekolah ini diambil karena jarak rumah yang sekarang berada di Gedung Pakuan tidak terlalu jauh, yaitu 2 kilometer (km).

Jika tidak diterima di sekolah negeri, Zahra kemungkinan akan dimasukkan di SMA swasta yang juga sudah dipersiapkan. Atalia dan Zahra pun kerap berdiskusi sehingga pilihan sekolah dikembalikan kepada sang anak karena dia yang memiliki cita-cita dan tujuan ke depan mau seperti apa.

"Apapun prosesnya, mereka akan menuju kepada keberhasilannya sendiri. Tak perlu menggunakan segala macam cara, normal-normal saja,” ucapnya.

Zahra pun tidak terbebani jika memang tidak lolos PPDB ke SMA 3 dan 5. Terlebih untuk masalah nilai memang masih banyak yang lebih besar daripada dia. Hal ini juga sempat mengikis kepercayaannya masuk ke SMA negeri.

“Karena tahun ini rata-rata besar banget. Dan nilai yang lebih besar di atas aku banyak. Jadi, optimistisnya enggak terlalu tinggi. Soalnya, masih banyak yang lebih besar di aku juga. Enggak apa-apa, sih, karena memang enggak jodoh, enggak masalah,” ucap Zahra.

Sementara itu, Humas SMA Negeri 3 Bandung, Sapto Laksono, mengapresiasi apa yang dilakukan Atalia Praratya dan Zahra. Menurutnya, apa yang dilakukan istri Gubernur Jawa Barat itu merupakan teladan bagi masyarakat Jawa Barat.

“Satu hikmah bahwa seorang petinggi saja bisa mengikuti prosedur yang ada, menunjukkan sebagai warga negara yang baik yang senantiasa loyal pada aturan. Siapapun sama. Dan dibuktikan bukan nomor 1, tapi 197,” ucap Sapto.