Polisi Cianjur Terbakar, Ridwan Kamil: Demo Mahasiswa Tidak Humanis

Indonesia, kata Emil, merupakan negara dengan dasar Pancasila di mana memiliki kebebasan dalam berserikat dan berkumpul. Bahkan masyarakat dapat perlindungan yang pasti dalam menyampaikan pendapat.

Namun, Emil menegaskan bahwa menyampaikan pendapat harus dengan cara yang humanis, dan sesuai aturan. “Tidak dengan membakar ban apalagi akhirnya ada yang melempar, dan membuat anggota polisi terbakar. Saya kira itu di luar batas kemanusiaan,” ujar Emil, kepada wartawan di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat (16/8).

Meski demikian, Emil mengatakan bahwa ia sangat memahami tugas mahasiswa sebagai salah satu agen perubahan. Berpikir kritis dan menyampaikan pendapat memang menjadi tugas mahasiswa yang tak boleh diganggu gugat.

“Mahasiswa saya imbau kritis, silakan, karena itu tugas mahasiswa. Mau menyampaikan juga silakan karena itu memang tugasnya. Tapi gunakan cara yang baik,” tuturnya.

Dengan cara tak baik, seperti yang terjadi di Cianjur, bukan hanya membahayakan masyarakat lain tapi juga pesan yang hendak diutarakan tidak tersampaikan dengan baik.

Sejauh ini, belum ada yang dapat memastikan unsur kesengajaan dalam peristiwa terbakarnya empat anggota polisi. Yang pasti, personel yang terbakar itu kini telah berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.

Salah satu dari empat aparat yang terbakar dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi yang memprihatinkan. Sekitar 80 persen dari tubuhnya dikabarkan mengalami luka bakar. Sisanya, mengalami luka bakar sekitar 30 persen.

Beberapa mahasiswa Cianjur yang terlibat, termasuk para pimpinannya, telah diamankan kepolisian.