Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir di Kab Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Bencana alam banjir bandang memporak-porandakan Kabupaten Sukabumi. Tercatat ada 133 kejadian bencana alam yang tersebar di 34 kecamatan.

Secara rinci, tanah longsor terjadi di 66 titik, banjir 35 titik, angin kencang 15 titik dan pergerakan tanah di 17 titik. Sementara itu, dampak kejadian dialami oleh 180 KK dengan 461 jiwa, mengungsi 98 KK dengan 247 jiwa, warga terancam 143 KK dengan 239 jiwa, tiga orang meninggal dunia dan empat orang tertimbun longsor.

1. Tergolong banjir luar biasa

Banjir di Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik mengungkapkan, bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi tergolong luar biasa. Curah hujan di Sukabumi menunjukkan angka yang sangat ekstrem.

"Pada Selasa malam, data yang kami rekap pada Rabu pagi menunjukkan ada beberapa pos curah hujan yang angkanya sangat tinggi, ada yang mencapai 200 mm. Bahkan, 261 mm per hari. BMKG sendiri menyatakan bahwa curah hujan lebih dari 150 mm per hari dan itu sudah dianggap ekstrem," kata Dikky saat meninjau lokasi bencana di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12/2024).

2. Sungai yang dangkal jadi penyebab banjir bandang di Sukabumi

Banjir di Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Dikky menjelaskan, bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Sukabumi diakibatkan oleh luapan sejumlah sungai hingga merendam beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Lebih lanjut, kondisi pendangkalan sungai juga tidak mampu menampung debit air yang besar.

"Kapasitas sungai kita sudah melebihi batas, bahkan setelah kami cek, beberapa titik di peta sebaran hujan periode berulang 50 tahunan menunjukkan bahwa debit air yang terjadi hampir mencapai angka 50 tahunan," ujar Dikky.

"Sementara itu kapasitas sungai kita masih terbatas, bahkan ada beberapa yang kapasitasnya kurang dari sepuluh tahun. Akibatnya, debit air melebihi kapasitas dan meluap, merendam pesawahan dan pemukiman di sekitar sungai," ujarnya.

3. Penanganan terkendala akses

Banjir di Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Pihaknya menyiapkan beberapa penanganan salah satunya dengan pengerukan sungai, pemeriksaan tanggul, dan perbaikan. Sayangnya, pemerintah mengalami keterbatasan alat berat dan akses sehingga pengerukan baru bisa dilakukan di satu lokasi yaitu di Sungai Cipalabuhan, Kecamatan Palabuhanratu.

"Untuk sungai lainnya seperti Ciletuh, pengerukan tetap akan dilakukan, namun kami harus menunggu akses jalan yang memungkinkan untuk membawa alat berat ke sana," katanya.

Editorial Team