Pengamatan Gerhana Matahari Cincin di Lembang Terhambat Cuaca Buruk

Staf edukasi publik Observatorium Bosscha, Muhammad Rezky mengatakan, gerhana matahari cincin yang bisa diamati dari Bandung khususnya dari wilayah Lembang tidak bisa terlihat full.

"Gerhana matahari di sini tertutup 60 persen total. Tapi mungkin tidak bisa dilihat langsung tiba-tiba gelap, baru dengan kacamata matahari baru bisa terlihat," ungkap Rezky saat ditemui di lokasi, Kamis (26/12).

Rezky menerangkan, fenomena gerhana ini tidak bisa dilihat langsung menggunakan mata telanjang. Untuk mengamati fenomena tersebut, harus menggunakan alat bantu baik teleskop maupun filter.

Pada peristiwa gerhana yang berlangsung dari pukul 10.30 sampai 14.30 WIB di Bandung itu, Observatorium Bosscha menyiapkan 4 buah teleskop untuk mengamati gerhana.

"Kami menyediakan 4 teleskop yang sudah dilengkapi filter matahari, ada juga fenoskop, ada juga kacamata matahari kurang lebih 100 buah untuk dipinjamkan kepada masyarakat yang ada di sini," ujar Rezky.

Pengamatan gerhana matahari cincin di Lembang, sampai siang hari masih terhalang awan hitam. Cuaca di wilayah tersebut nampaknya kurang bersahabat.

"Pengamatan gerhana ini sangat bergantung pada kondisi cuaca. Kalau tertutup awan seperti ini ya kemungkinan sulit untuk dilihat," paparnya.

Rezky menjelaskan, adanya fenomena gerhana matahari juga berdampak pada aktivitas makhluk hidup di bumi. Hewan yang biasanya beraktivitas di malam hari, tiba-tiba mereka bisa bangun dan beraktivitas di siang hari.

"Suhu turun lumyan drastis. Makhluk nokturnal biasanay akan keluar. Makhluk di siang hari seperti burung yang biasa berkicau, biasanya langsung diam. Ada pengaruhnya memang ke gravitasi tapi tidak menimbulkan bencana," tandasnya.