Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkot Bandung Lapor Pemerintah Pusat Desak Penyelesaian Jembatan Nurtanio

Pembangunan jembatan Nurtanio. (Dok. Humas Pemkot Bandung)
Pembangunan jembatan Nurtanio. (Dok. Humas Pemkot Bandung)
Intinya sih...
  • Bandung salah satu kota termacet di dunia, dengan jumlah kendaraan pribadi mendekati 5,5 juta unit dan infrastruktur penunjang mobilitas yang belum tuntas.
  • Mobilitas kendaraan terbatas karena proyek jembatan layang Nurtanio belum selesai, warga tidak peduli siapa yang bertanggung jawab asal masalah diselesaikan secara nyata.
  • Warga Kota Bandung mempertanyakan proses pembangunan jalan layang di Jalan Nurtanio yang masih terbengkalai, berharap proyek segera rampung untuk mengatasi kemacetan.

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mencari jalan keluar atas kemacetan kronis yang membayangi sebagian ruas jalan di kota ini. Salah satu fokus perhatian Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, adalah proyek jembatan layang Nurtanio yang hingga kini tidak menunjukkan progres pembangunan.

Farhan menyebut proyek tersebut berada di bawah kendali pemerintah pusat. Ia menyayangkan belum adanya penyelesaian, padahal proyek ini sangat penting untuk memperlancar arus kendaraan di kawasan utara kota yang padat.

“Ada satu titik di Kota Bandung yang sampai sekarang masih misterius yaitu jembatan layang di daerah Nurtanio. Itu adalah proyek dari pemerintah pusat,” kata Farhan melalui siaran pers, Rabu (18/6/2025).

Farhan berencana bertolak ke Jakarta pada Kamis (19/6/2025), guna berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak terkait di tingkat pusat. Tujuannya untuk memastikan komitmen dan jadwal penyelesaian proyek tersebut.

“Izinkan saya nanti hari Kamis akan menghadap pemerintah pusat untuk menanyakan, apakah akan diselesaikan atau tidak. Kalau mau diselesaikan, kapan?” ujarnya.

1. Bandung jadi salah satu kota termacet

Pembangunan jembatan Nurtanio. (Dok. Humas Pemkot Bandung)
Pembangunan jembatan Nurtanio. (Dok. Humas Pemkot Bandung)

Farhan juga menyinggung label “kota termacet sedunia” yang sempat disematkan kepada Kota Bandung. Ia mengakui, jumlah kendaraan pribadi yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama. Data terakhir menunjukkan kendaraan pribadi di Bandung mendekati angka 5,5 juta unit dengan penduduk sekitar 2,6 juta jiwa.

Kendati demikian, menurutnya, akar masalah tidak berhenti pada volume kendaraan, dan jumlah jiwa tetapi juga infrastruktur penunjang mobilitas yang belum tuntas.

“Kita itu dicap sebagai kota paling macet sedunia. Maka kita bertanya kenapa? Salah satunya ya karena proyek seperti jembatan layang Nurtanio ini belum beres-beres,” kata Farhan.

2. Mobilitas kendaraan jadi terbatas

Pembangunan jembatan Nurtanio. (Dok. Humas Pemkot Bandung)
Pembangunan jembatan Nurtanio. (Dok. Humas Pemkot Bandung)

Ia menilai, masyarakat tidak terlalu peduli dengan siapa yang bertanggung jawab, apakah pemerintah kota, provinsi, atau pusat yang penting adalah persoalan diselesaikan secara nyata.

“Masyarakat kan enggak mau tahu, pokoknya pemerintah, yang penting beres. Maka kami tidak akan mengatakan bahwa itu masalah pusat atau bukan. Tapi sebagai pemerintah kota, kami akan bertanya langsung,” tuturnya.

Farhan menyebut komunikasi yang proaktif ke pemerintah pusat adalah langkah penting agar Kota Bandung mendapatkan perhatian lebih dalam proyek-proyek strategis nasional, terutama yang menyangkut hajat hidup dan mobilitas jutaan warga kota.

3. Warga ingin proyek segera rampung

IMG-20250618-WA0027.jpg
Pembangunan jembatan Nurtanio. Dok. Humas Pemkot Bandung

Sejumlah warga Kota Bandung mempertanyakan proses pembangunan jalan layang (fly over) di kawasan Jalan Nurtanio yang hingga kini masih terbengkalai. Warga berharap, pembangunan jembatan layang bisa segera selesai sehingga tidak lagi menimbulkan kemacetan.

Salah satu warga yang menyuarakan keresahan yaitu Roliyah (45 tahun). Ia merupakan pedagang di sekitar kawasan tersebut. Ia berharap proyek ini segera dituntaskan demi kelancaran aktivitas warga sekitar.

“Semoga Pemkot Bandung terus mendorong pemerintah pusat menyelesaikan proyek ini. Anak sekolah dan pedagang seperti saya terdampak,orang-orang yang lewat hanya macetnya saja tidak ada yang mampir,” ujarnya.

Warga lainnya, Gilang, menyebut bahwa pengerjaan proyek ini tidak terlihat maksimal karena hanya sedikit yang bekerja. Kemacetannya sangat parah karenan jalanan rusak, berlubang, dan ketika hujan ada banyak genangan air.

"Saat malam penerangan sedikit sekali dan ini berbahaya untuk pengendara," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us