Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung tidak bisa bertanggung jawab atas persoalan sampah di Pasar Caringin. Sebab, pasar ini merupakan milik swasta sehingga pengelolaanya pun harus dilakukan secara mandiri.

"Ini sudah sesuai dengan Perda Nomor 9 Tahun 2018 tenang pengelolaan sampah. Jadi itu tanggung jawab pengelola kawasan tersebut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudy Prayudi, Senin (16/12/2024).

Menurutnya, saat ini DLH Pemprov Jawa Barat akan mengundang pengelola Pasar Caringin untuk membicarakan bagaimana pengelolaan sampah di kawasan tersebut agar tidak terjadi penumpukan seperti sekarang.

1. Penumpukan sampah sudah berbulan-bulan

Ilustrasi tempat sampah daur ulang (freepik.com/freepik)

Sebelumnya, sampah menumpuk di Pasar Caringin dalam beberapa bulan terakhir. Penumpukan ini pun membuat kondisi di pasar tersebut menjadi makin kumuh.

Staf Kebersihan Pasar Caringin Edo Pribadi Azhar mengatakan, sampah dari para pedagang di Pasar Caringin sudah lama menumpuk di depan ruko, tepat di samping jalan raya. Penumpukan ini karena proses pengambilan sampah untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti dibatasi. Selain itu, jumlah sampah yang dihasilkan dan yang diangkut tidak sebanding.

"Sekarang sampah yang ada di sini setiap hari bisa mencapai 60 ton, tapi yang bisa diangkut ke luar termasuk ke Sarimukti ini hanya 30 ton," kata Edo, Senin (16/12/2024).

Selain sampah dari para pedagang, tumpukan ini juga berasal dari sampah rumah tangga yang kemudian di buang ke Pasar Caringin. Selama ini sebenarnya warga dilarang membuang sampah ke pasar, tapi mereka diam-diam menyimpan sampahnya sembari berbelanja masuk ke pasar.

2. Sampah sudah mulai diolah

Ilustrasi Budidaya BSF (Aliansi Zero Waste)

Menurutnya, selama ini pihak kebersihan di Pasar Caringin sudah berupaya untuk meminimalisir tumpukan sampah dengan cara memadatkan, membakar, hingga mengolah sampah organik menggunakan maggot. Namun, cara ini belum efektif karena sampah yang masuk ke TPS tetap banyak sedangkan pengolahan membutuhkan waktu.

Alhasil, sampah di pasar tidak bisa dibendung hingga sekarang bisa mencapai empat meter tinggi tumpukannya. Kondisi ini pun membuat sejumlah pedagang yang menempati beberapa ruko di Pasar Caringin minggat tidak berjualan.

"Banyak yang tidak betah dan memilih tidak berjualan karena sampahnya ada di depan ruko mereka," kata dia.

3. Belum ada solusi tepat dari Pemkot Bandung

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, hingga sekarang belum ada solusi yang tepat dari Pemkot Bandung untuk mengatasi penumpukan sampah di pasar termasuk di Pasar Caringin. Sejauh ini Pemkot hanya menyediakan mesin pemadat dan itu dianggap tidak efektif dalam menurunkan volume sampah.

Informasi lainnya, Pemkot Bandung pun berencana menyediakan tempat pembuangan akhir yang dikhususkan untuk tumpukan sampah dari Pasar Caringin.

"Katanya sih ini masih proses," ujarnya.

Edo pun berharap segera ada penangan sampah di Pasar Caringin karena kondisinya sekarang sudah semakin darurat di mana volume terus menumpuk.

Editorial Team