Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lahan Kebun Teh di Pangalengan yang Rusak akan Dihijaukan Lagi

Dok. Istimewa

Bandung, IDN Times - Puluhan hektare lahan kebun teh di Sub Unit Kertamanah Unit Malabar, tepatnya di Blok Pahlawan, Pangalengan, Kabupaten Bandung, dirusak sejumlah orang. Lahan itu rencananya akan dijadikan perkebunan wortel dan kentang.

Manager Kebun Malabar PTPN I Regional 2 Heru Supriadi mengatakan, lahan di sana mengalami akibat perambahan dan aktivitas illegal. Lahan yang rusak ini ke depan bakal ditanami pohon besar agar hijau kembali dan tidak menimbulkan bencana banjir pada pemukiman warga.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan sekaligus memperkuat komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan," kata Heru melalui siaran pers diterima IDN Times, Selasa (22/4/2025).

1. Jangan sampai vegetasi di sini hilang

IDN Times/Istimewa

Menurutnya, akibat perambahan ilegal mengakibatkan degradasi tanah, berkurangnya tutupan vegetasi, dan terganggunya keseimbangan ekosistem. Melalui inisiatif penghijauan ini, PTPN I Regional 2 berupaya memulihkan lahan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk manajemen, pekerja, dan masyarakat setempat.

Sebanyak 7.000 bibit pohon dari berbagai jenis pohon yang ditanam untuk memastikan keberagaman hayati dan ketahanan ekosistem. Adapun jenis-jenis pohon yang dipilih, yaitu Sengon (untuk memperbaiki struktur tanah dan pertumbuhannya cepat), Mahoni (Bernilai ekonomis tinggi dan tahan terhadap lahan kritis) dan Trembesi (kemampuannya menyerap air dan CO₂ dalam jumlah besar).

"Kami bersama-sama menggalang partisipasi karyawan dalam aksi penghijauan. Selain penanaman pohon, program ini juga mencakup edukasi lingkungan bagi pekerja dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lahan perkebunan," kata dia.

2. Kerusakan lahan ini rugikan masyarakat sekitar

Dokumentasi PTPN I

PTPN menyadari bahwa kerusakan lahan tidak hanya merugikan perusahaan, tetapi juga masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, kami berkomitmen untuk melakukan pemulihan secara bertahap dengan melibatkan seluruh pihak, termasuk SPBUN dan warga sekitar.

"Penanaman pohon ini tidak hanya sekadar simbolis, tetapi akan kami pantau perkembangannya untuk memastikan keberhasilannya," kata dia.

Ke depan, diharapkan adanya kerja sama lebih lanjut dalam program pemberdayaan masyarakat, seperti agroforestri dan budidaya tanaman bernilai ekonomi. PTPN I Regional 2 menegaskan bahwa kegiatan penghijauan ini tidak berhenti pada penanaman, tetapi akan dilanjutkan dengan Pemantauan rutin pertumbuhan pohon.

"Pencegahan perambahan melalui patroli dan sosialisasi serta Program lanjutan seperti pembuatan embung dan konservasi sumber air," paparnya.

3. Pekerja pemetik teh jadi kurang penghasilan

Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)

Salah satu warga yang menolak Wildan Awaludin mengatakan, terdapat kelompok tertentu yang selama ini memang kerap melakukan alih fungsi lahan dari kebun teh menjadi perkebunan sayuran. Hal ini ditolak karena membuat warga sekitar yang bekerja memetik teh kemudian tidak bisa melakukan aktivitasnya.

"Jadi ini dibabatnya oleh orang desa sekitar juga. Mereka dibayar karena mungkin ga punya penghasilan juga jadi pas disuruh asal kerjakan saja," kata Wildan saat dihubungi, Senin (21/4/2025).

Ayah Wildan, lanjutnya, selama ini menjadi mandor dari pekerja di PTPN yang memetik teh setiap harinya. Karena perubahan lahan ini pendapatan pekerja jelas berkurang karena pohon tehnya juga sudah tidak ada.

Dia menyebut bahwa sejauh ini sudah ada perwakilan dari aparat kewilayahan yang berkomunikasi dengan warga untuk mencari titik terang. Rencananya pemerintah daerah dan PTPN yang memiliki lahan bakal melakukan penghijauan kembali di kawasan tersebut.

Selama ini memang sudah ada perubahan di sejumlah titik kawasan pertanian teh yang menjadi lahan perkebunan. Namun, untuk perubahan ini yang paling luas karena mencapai puluhan hektare.

"Jadi ada yang sudah setahun atau dua tahun lah jadi kebun sayur," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us