Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kota Besar, Kunjungan Wisata ke Cirebon Masih Rendah

Kemegahan keraton kasepuhan cirebon

Cirebon, IDN Times - Hingga akhir triwulan III/2024, jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di Kota Cirebon masih belum memenuhi target. Berdasarkan data terbaru dari Pemerintah Kota Cirebon, tercatat angka kunjungan wisatawan mencapai 908.623 orang, termasuk 23.925 wisatawan mancanegara.

Meski jumlah ini belum memuaskan, Pemkot Cirebon optimistis dapat meningkatkan jumlah wisatawan dengan penambahan destinasi baru serta kebijakan inovatif.

1. Dua situs bersejarah jadi pilihan utama wisatawan

Ilustrasi turis yang membawa koper (pexels.com/Gustavo Fring)

Dari data tersebut, dua objek wisata di Kota Cirebon yang paling banyak menarik kunjungan adalah Makam Tumenggung Aria Wiracula dan Keraton Kasepuhan.

Makam Tumenggung Aria Wiracula, yang terletak di Sukalila Utara, Kecamatan Kejaksan, berhasil menarik 314.211 pengunjung, dengan 75 di antaranya adalah wisatawan asing.

Sementara itu, Keraton Kasepuhan mencatatkan kunjungan sebanyak 82.245 wisatawan, termasuk 702 turis mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya menjelaskan, ia telah menyiapkan lima destinasi wisata baru yang diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Lima destinasi tersebut adalah Museum Topeng Wong yang berada di Balai Kota Cirebon, Kampung Wisata Kacirebonan, Kawasan Gedung Bundar di Taman Kebumen, Kampung Arab Panjunan, dan Wisata Heritage Gedung BAT.

“Kami optimistis dengan adanya destinasi-destinasi baru ini, wisatawan akan lebih tertarik untuk datang ke Cirebon. Kami berharap Kota Cirebon bisa menjadi salah satu pilihan utama bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat,” kata Agus, Kamis (7/11/2024).

2. Upaya peningkatan wisata melalui program work from destination

ilustrasi laki-laki wfh dengan lingkungan yang nyaman (pexels.com/@tony-schnagl)

Salah satu strategi yang diambil Disparbud Kota Cirebon dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan adalah melalui program work from destination (WFD) atau berkantor di lokasi wisata.

Program ini sudah berjalan beberapa bulan terakhir dan diterapkan di dua destinasi wisata, yaitu Keraton Kacirebonan dan Kampung Arab Panjunan.

Agus menjelaskan, kebijakan WFD ini bertujuan agar pihaknya dapat lebih mudah berinteraksi dan menyerap aspirasi dari wisatawan, pengelola tempat wisata, maupun masyarakat sekitar.

Pegawai Disparbud yang berkantor di lokasi wisata akan lebih dekat dengan para wisatawan, memungkinkan mereka untuk berdiskusi langsung terkait pengalaman berwisata di Kota Cirebon.

“Misalnya, ketika kami berkantor di Keraton Kacirebonan, pegawai kami bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat dan wisatawan yang datang. Saran serta kritik yang kami terima di lapangan sangat berguna untuk pengembangan sektor wisata di Kota Cirebon,” kata Agus.

Lebih lanjut, Agus menambahkan, dalam waktu dekat program WFD akan diperluas ke destinasi lain, termasuk Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kaprabonan.

Dengan cara ini, Disparbud berharap mendapatkan masukan yang tepat sasaran dari berbagai pihak, sehingga wisata Kota Cirebon semakin menarik dan sesuai dengan keinginan pasar wisatawan.

Agus juga berharap, program WFD dapat menghasilkan ide-ide yang lebih segar dan inovatif. Selain itu, dengan kehadiran langsung di destinasi wisata, Disparbud dapat mengidentifikasi serta mengatasi masalah yang mungkin menghambat kenyamanan wisatawan selama berkunjung.

3. Optimalisasi destinasi wisata baru untuk menarik wisatawan

ilustrasi turis menunggangi unta (pexels.com/Spencer Davis)

Lima destinasi baru yang disiapkan Pemkot Cirebon tidak hanya dirancang sebagai lokasi rekreasi semata, tetapi juga diharapkan menjadi ikon budaya dan sejarah yang memperkaya pengalaman wisatawan.

Museum Topeng Wong, misalnya, merupakan museum yang menampilkan berbagai topeng tradisional khas dari Cirebon. Museum ini bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan Cirebon lebih dalam kepada wisatawan.

Selain itu, kawasan Kampung Wisata Kacirebonan dan Kampung Arab Panjunan menonjolkan budaya lokal serta kearifan masyarakat setempat.

Kampung Arab Panjunan, misalnya, dikenal sebagai kawasan yang memiliki nuansa Timur Tengah. Pengunjung dapat menikmati suasana tradisional dan kekayaan budaya yang masih terjaga di sana.

“Dengan konsep wisata berbasis budaya dan sejarah, kami yakin para pengunjung akan mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna selama berlibur di Cirebon. Apalagi, destinasi ini diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara yang tertarik dengan budaya lokal,” tutur Agus.

Di sisi lain, kawasan heritage Gedung BAT juga diharapkan mampu menarik wisatawan yang tertarik dengan bangunan bersejarah. Gedung ini memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi karena merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda.

Dalam rencana Disparbud, Gedung BAT akan dikembangkan sebagai destinasi wisata berkelas yang dapat diakses oleh wisatawan lokal maupun internasional.

Agus Sukmanjaya mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras untuk menjadikan destinasi wisata di Kota Cirebon lebih dikenal, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.

Menurutnya, program WFD dan penambahan destinasi baru merupakan bagian dari strategi besar untuk menjadikan Cirebon sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Barat.

“Kami ingin mendorong peningkatan jumlah wisatawan di Cirebon dan membuat destinasi wisata di sini mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia. Ini adalah upaya agar Cirebon tidak hanya menjadi tempat persinggahan, tetapi juga tujuan utama wisatawan,” kata Agus.

Pemerintah Kota Cirebon berharap dengan langkah-langkah yang sudah dilakukan, pariwisata Cirebon bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Selain itu, diharapkan masyarakat setempat juga turut merasakan manfaat dari peningkatan kunjungan wisatawan, baik melalui peningkatan pendapatan dari sektor wisata maupun peluang kerja yang tercipta di sektor tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us