Kemenkes KembaliAktifkan Program PPDS Anestesiologi Unpad di RSHS

- Kemenkes mengaktifkan kembali program PPDS Anestesiologi Unpad di RSHS Bandung setelah evaluasi selama 3 bulan.
- Inspektorat Jenderal menyatakan RSHS dan FK Unpad sudah memenuhi kewajiban sehingga proses residensi anestesi dapat dimulai kembali.
- Perbaikan manajemen, tata SOP, sistem penerimaan, dan penilaian dilakukan untuk mencegah insiden memalukan terulang.
Bandung, IDN Times - Setelah sempat dinonaktif karena kasus pemerkosaan pasien oleh Priguna Anugerah Pratama, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini mengaktifkan lagi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Padjajaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan, Kemenkes RI dr Azhar Jaya mengatakan, program ini sbelumnya sempat dinonaktifkan selama tiga bulan, dan dilaksanakan evaluasi dan perbaikan oleh RSHS Bandung, hari ini program residensi untuk calon dokter spesialis anestesi kembali dibuka.
"Bahwa Kementerian Kesehatan dan Kemendikti Saintek, hari ini sepakat untuk memulai kembali program residensi prodi anestesi di Rumah Sakita Hasan Sadikin. Kemenkes tidak pernah menghentikan prodi, yang ada adalah menghentikan sementara residensi," kata Azhar di Gedung MCHC RSHS Bandung, Kamis (24/7/2025).
1. Unpad diklaim sudah memenuhi kewajiban setelah insiden Priguna

Azhar menjelaskan, peristiwa pemerkosaan oleh dokter residen Priguna beberapa waktu lalu, secara tidak langsung mencoreng profesi dokter, termasuk instansi kesehatan. Oleh karena itu, Kemenkes memutuskan menghentikan sementara prodi anestesi untuk evaluasi keseluruhan.
"Hari ini ya, berdasarkan laporan Inspektorat Jenderal, Kementerian Kesehatan dan Kemendikti Saintek, dinyatakan bahwa RSHS dan FK Unpad sudah memenuhi semua kewajibannya, sehingga proses residensi anestesi dapat dimulai kembali," tuturnya.
2. Perbaikan manajemen juga dilakukan

Azhar membeberkan banyak hal yang diperbaiki selama masa evaluasi, baik itu oleh FK Unpad atau RSHS Bandung. Harapannya, insiden memalukan yang pernah terjadi sebelumnya, tidak terulang dan masyarakat yang datang berobat merasa nyaman juga aman.
"Jadi ada mulai perbaikan manajemen, perbaikan tata SOP, sistem penerimaan, sampai dengan penilaian-penilaian, ya itu semua kami perbaiki," ujarnya.
3. Ada sebelas tugas yang sudah dilaksanakan

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Zahrotur Rusyda Biduan menuturkan, ada 17 poin yang mejadi bahan evaluasi Unpad, salah satunya adalah sistem penerimaan calon peserta PPDS.
"Ada sebelas PR yang sudah kami lakukan dari Unpad, kemudian 17 yang kami lakukan bersama, dan nanti masih ada lagi dua yang sedang kami lakukan prosesnya. Dan akan dilakukan sosialisasi terhadap seluruh SDM yang terlibat ini," kata Zahrotur.