Jelajahi Kepribadian Lewat Pameran 'Pustaka Cinta' di Grey Art Galery

Bandung, IDN Times - Melihat kepribadian diri sendiri sering kali lebih sulit dibandingkan melihat kepribadian orang lain yang ada di sekitar kita. Padahal mengenal jati diri adalah mendapatkan kepercayaan diri yang lebih besar.
Untuk melihat seperti apa kepribadian sendiri, masyarakat di berada di Kota Bandung bisa coba menjajal pameran Pustaka Cinta di Grey Art Galery, Braga. Melalui pameran ini pengunjung bisa berpetualang ke masa lalu, melihat proyeksi diri dalam arsitektur kuno Braga.
"General Manager Grey Art Gallery, Angga Atmadilaga mengatakan, Grey berkolaborasi dengan Ourchetype, pameran Pustaka Cita menawarkan pengalaman kepada pengunjung untuk dapat menjelajahi kepribadiannya melalui kacamata sejarah," kata dia, Minggu (1/12/2024).
1. Bisa jadi pengalaman yang unik

Angga menjelaskan perjalanan menarik ini mengangkat tema konsep psikologi dari Carl G. Jung tentang arketipe. Ini merupakan pola dasar atau model universal yang menjadi landasan perilaku, karakter, atau ide yang hadir dalam pikiran manusia dan budaya secara kolektif.
Konsep ini, diperkenalkan oleh Carl Jung dalam psikologi sebagai bagian dari tak sadar kolektif, mencakup peran atau gambaran universal seperti "pahlawan," "ibu," atau "orang bijak."
Arketipe, lanjut Angga, mencerminkan tema mendasar yang relevan dengan kemanusiaan, membantu memahami diri sendiri, serta menjembatani pengalaman antarindividu dan budaya, dengan makna mendalam dalam seni, sastra, dan tradisi.
“Pengunjung akan diajak menyapa kembali dirinya sekaligus dengan konsep arketipe melalui media-media interaktif yang menggabungkan physical & digital experience,” tuturnya.
2. Ikut beri perhatian untuk bangunan bersejarah

Sementara itu Art Director OurChetype, Andi Abdulkodir mengatakan Ourchetype merupakan pameran interaktif yang tercetus dari sebuah proses berempati, tentang memahami diri yang tercermin dalam beragam bentuk menggunakan pola karakter tertentu.
“Desain eksibisi ini tidak hanya mengedepankan fitur interaktifnya, tetapi keunggulannya justru pada caranya membangun keterhubungan dengan pengguna,” kata Andi.
Hal ini menjadikan desain eksibisi ini aplikatif terhadap pesan yang ingin disampaikan, termasuk dalam membangun awareness terhadap bangunan heritage di Bandung, khususnya di area Braga. Pada akhir perjalanan, Ourchetype akan memberi kacamata baru dalam melihat bangunan Braga.
Tak lagi sebuah pemandangan yang membangkitkan nostalgia, tetapi menjadi media untuk berkomunikasi ke dalam diri yang seringkali kita lewatkan dalam kehidupan yang serba cepat.
3. Pameran berlangsung hingga 1 Januari

Dalam pameran ini, pengunjung membutuhkan ponsel sebagai alat yang menjembatani interaksi antara karya yang ada dan diri personal pengunjung. Karya-karya tersebut akan memberikan pertanyaan dan menuntun pengunjung dari ruang pameran awal hingga akhirnya pengunjung menemukan jawaban dari perjalanan tersebut di ruangan akhir.
"Kami melihat bahwa ternyata saat pengunjung datang ke sebuah pameran memiliki banyak ketertarikan, tapi ada mungkin yang hanya dilewati saja. Nah di situlah kami lihat bagaimana cara untuk membuat sebuah pameran itu pengunjungnya benar-benar menikmati literasi," ungkap Abdulqodir selaku Creative Director dari Ourchetype.
Nantinya, pengunjung akan melewati tujuh sesi ruang pameran yang juga akan meminta pengunjung untuk menuntaskan berbagai pertanyaan yang diberikan dengan berbagai cara pencarian, mulai dari membaca, mendengarkan, hingga menuliskan harapan.
Pameran ini akan berlangsung pada 29 November 2024 hingga 1 Januari 2025, dengan harga tiket masuk Senin-Kamis Rp25.000 dan Jumat- Minggu atau Hari Libur Nasional Rp35.000.