Education Outlook 2026 Jadi Momentum Transformasi Pendidikan

Dalam sesi Keynote Speech, perwakilan Dirjen GTK melalui Kepala BBGTK Jawa Barat, Dr. Sugito Adi Warsito, mengungkapkan urgensi peningkatan kompetensi tenaga pendidik. Berdasarkan data uji kompetensi guru tahun 2016, rata-rata nilai hanya 42,3%, menyisakan defisit kompetensi sebesar 56,7%.

Ia mengibaratkan kondisi tersebut seperti pilot pesawat yang tidak kompeten penuh.

"Jika seorang pilot memiliki kompetensi 95% dan masih defisit 5%, kita akan ragu naik pesawat. Lalu bagaimana jika guru memiliki defisit lebih dari 50%?" ujarnya.

Sugito menegaskan, kualitas guru hari ini menentukan masa depan anak bangsa. Karena itu, peningkatan kompetensi butuh komitmen dan kolaborasi dari semua pihak.

Direktur ACF Eduhub Ivan Supangat menjelaskan, Education Outlook menjadi wujud optimisme bahwa pendidikan Indonesia bisa maju lebih cepat melalui kolaborasi.

Forum diskusi menghadirkan panelis dari DPR RI Komisi X, akademisi UPI, dan influencer pendidikan. Founder Guruverse.ID Dr. Muhammad Sobirin menekankan pentingnya komunitas pendidik.

"Dibutuhkan satu kampung untuk mendidik satu orang. Kita harus saling terhubung agar melahirkan manusia seutuhnya," katanya.

Guruverse.ID resmi diluncurkan secara simbolis melalui pembunyian angklung bersama—simbol harmoni dalam membangun pendidikan berkelanjutan.

Acara ditutup dengan penganugerahan Anugerah Guru Berdaya bagi pendidik inovatif dari berbagai daerah. Salah satunya Ersi, guru PAUD SPS Anggrek II Kabupaten Bandung Barat, yang terus mengajar di tengah keterbatasan fasilitas.

Dedikasinya untuk memastikan pendidikan anak usia dini tidak tertinggal menjadi alasan terpilihnya ia sebagai penerima penghargaan.

Education Outlook 2026 menegaskan bahwa masa depan pendidikan Indonesia dimulai dari memuliakan dan memberdayakan guru. Dari Bandung, optimisme baru disuarakan: ekosistem pendidikan berkelanjutan harus dibangun sekarang, bukan besok.