Purwakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 justru menjadi awal kebangkitan sektor pariwisata berbasis masyarakat. Kondisi tersebut salah satunya terjadi di kawasan Situ Cikumpay Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta.
Danau kecil yang selama ini kurang terkelola, kini menjadi tujuan pariwisata rakyat. Masyarakat di sekitarnya pun mulai memanfaatkan potensi pariwisata dengan mendirikan wahana-wahana rekreasi untuk pengunjung.
Menurut salah seorang pemilik rumah makan di dekat Situ Cikumpay, Alex (45 tahun), wahana-wahana rekreasi itu beroperasi sejak empat bulan terakhir. Sedangkan, rumah makan miliknya sudah ada terlebih dulu sejak beberapa tahun lalu.
"Sejak pandemi itu justru lebih banyak pengunjung yang datang ke Situ Cikumpay," katanya, Selasa (6/4/2021). Tak hanya dari wilayah Purwakarta, pengunjung itu diketahui juga berasal dari Subang, Karawang, bahkan Bekasi.
Pengunjung yang semakin banyak itu dimanfaatkan oleh warga setempat. Mereka membangun wahana-wahana rekreasi secara swadaya, seperti, perahu gowes berbentuk bebek-bebekan, latar belakang swafoto dan wanaha untuk anak-anak.
Alex mengatakan, pengembangan sektor pariwisata di Situ Cikumpay itu juga mendapat dukungan dari Jasa Tirta II hingga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Purwakarta. "Jasa Tirta II yang jadi pengelola situnya, kemudian bebek-bebekan itu dipinjamkan oleh Ketua DPRD Purwakarta, pak Amor," katanya, mengapresiasi.
Selain itu, hampir saban hari, banyak juga pengunjung yang memancing ikan di situ tersebut. Pasalnya, Situ Cikumpay dikenal memiliki banyak ikan jenis nila, terlebih, setelah pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait menebar bibit ikan di sana.
Salah seorang pemancing mengaku bisa mendapatkan beberapa ekor ikan seberat 1-2 kilogram dengan memancing di sana. Lelaki yang tidak menyebutkan namanya itu biasa datang ke Situ Cikumpay untuk memancing ikan untuk dikonsumsi bersama keluarganya.
Jauh sebelum menjadi destinasi pariwisata rakyat, masyarakat sekitar khususnya para sesepuh sempat menganggap Situ Cikumpay sebagai tempat yang angker. Penyebabnya antara lain karena ada beberapa kali kejadian orang tenggelam.
Petugas penjaga Situ Cikumpay, Asli (42 tahun) menceritakan, konon ada sejenis ikan yang memiliki sirip lebar yang disebut ikan mas kumpay hidup di sana sejak dulu kala. Kemunculan ikan tersebut kerap dikaitkan dengan bencana orang tenggelam pada keesokan harinya.
"Rata-rata yang tenggelam itu juga warga dari luar Purwakarta katanya. Tapi sudah lama tidak ada yang tenggelam di sini, mungkin sepuluh tahunan," kata Asli. Seiring berjalannya waktu, mitos itu semakin hilang dari masyarakat sehingga membuat kunjungan ke Situ Cikumpay meningkat.
Dibandingkan dengan mitos yang membuat tempat itu terkesan angker, warga justru lebih mengkhawatirkan kekeringan yang biasa terjadi saat musim kemarau. Saat airnya surut, keindahan alamnya berkurang demikian pula pengunjungnya.
Karena itu, warga khususnya para pelaku usaha pariwisata di sana berharap kepada Jasa Tirta II selaku pengelola danau maupun pemerintah daerah untuk memberikan solusinya. Sehingga, air di danau tidak surut saat musim kemarau mendatang.