Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dokter Residen yang Perkosa Keluarga Pasien Punya Kelainan Seksual

IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Pelaku sudah berstatus menikah, aksi bejat dilakukan di ruangan baru yang belum digunakan.
  • Pelaku diamankan setelah lima hari kejadian, sempat berusaha bunuh diri dan pindahkan korban ke ruangan baru saat transfusi darah.

Bandung, IDN Times - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat menemukan beberapa fakta terbaru dalam kasus dugaan pemerkosaan pasien oleh dokter Residen PPDS Universitas Padjajaran, Priguna Anugerah Pratama di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS Bandung).

Salah satunya, kata Direktur Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan, Priguna Anugerah Pratama memiliki kelainan seksual, di mana sang pelaku ini memiliki fantasi senang melihat orang pingsan. Sehingga hal itu dilakukan terhadap keluarga pasien.

"Fantasinya senang melihat orang yang pingsan," ujar Surawan saat dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025).

1. Korban dibawa ke ruangan baru

IDN Times/Debbie Sutrisno

Pelaku, Priguna Anugerah Pratama sudah berstatus menikah kurang lebih tiga bulan dan belum mempunyai anak. Kendati demikian, Polda Jabar kini tengah menunggu hasil pemeriksaan psikologi dari tim psikologi forensik untuk memperkuat hasil pemeriksaan kecenderungan tersangka kelainan seksual.

Surawan mengungkapkan, aksi bejat sang calon dokter spesialis ini dilakukan di sebuah ruangan tepatnya di Gedung MCHC lantai 7 RSHS Bandung pada tanggal 18 Maret dini hari. Ruangan tersebut merupakan ruangan baru dan belum aktif digunakan, sehingga banyak dokter lainnya yang tidak mengetahui tindakan dari sang dokter residen ini.

"Itu memang ruangan belum pakai, itu ruangan baru. Ruangan itu rencananya untuk operasi khusus perempuan, jadi itu belum aktif terpakai," kata dia. 

2. Pelaku bawa kondom

IDN Times/Debbie Sutrisno

Selain itu, pelaku juga sudah berniat dalam melangsungkan aksi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kepemilikan kondom yang berhasil diamankan oleh kepolisian. Polisi juga sudah mengamankan barang bukti sperma yang telah dibekukan.

"Pelaku jelas membawa (kondom). Soal sprema, kami sudah disimpan dibekukan spermanya itu, dan akan dilakukan uji DNA. Kan kami harus uji. Dari yang ada di korban, kemudian keseluruhan uji DNA korban, dan juga yang ada di kontrasepsi itu," ujarnya. 

3. Korban tidak tahu menahu

IDN Times/Debbie Sutrisno

Surawan menambahkan korban saat ini sudah membaik akan tetapi masih trauma. Peristiwa yang berangsur terungkap ini pun terjadi saat bulan Ramadan tepatnya 18 Maret 2025. Korban saat itu hendak melakukan transfusi darah karena bapaknya tengah dalam kondisi kritis. 

"Kejadiannya terjadi sekitar 17:00 WIB sore, kan pelaku mau transfusi darah untuk bapaknya yang berada dalam kondisi kritis. Karena kondisi tersebut, akhirnya anaknya (transfusi darah)," katanya. 

Saat itu, korban tidak tahu menahu seperti apa proses transfusi darah hingga akhirnya dipindahkan di ruangan yang baru.

"Anaknya tuh (korban) gak tahu tujuannya apa-apa, kemudian dibawa ke ruang yang baru ini. Dalihnya (setelah disunting) akan mulai berdarah," katanya.

Akhirnya, pelaku diamankan oleh kepolisian pada 23 Maret 2025. Penangkapan ini dilakukan di salah satu apartemen yang ada di Kota Bandung. 

"Pelaku ditangkap di apartemen, jadi lima hari setelah kejadian. Pelaku setelah ketahuan itu sempat berusaha bunuh diri dengan memotong urat nadi. Maka itu dia sempat dirawat, setelah dirawat baru ditangkap," katanya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
Umi Kalsum
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us