Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Badan Gizi Nasional mulai menjalankan program makan bergizi gratis (MBG) bersama sejumlah rekanan dan pemerintah daerah. Di Kota Bandung, pada hari pertama setidaknya ada 6.000 lebih siswa yang mendapat program ini baik dari SD, SMP, dan SMA.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan gizi siswa yang dianggap kurang. Selain itu siswa yang gizinya sudah baik diharap tidak menurun dengan bantuan makan gratis di sekolah. Nantinya, setelah program ini berjalan akan ada evaluasi dampak dari kondisi gizi siswa yang menerima manfaat.

"Kami akan monitoring seperti apa perkembangan gizi ada sesudah kegiatan ini. Biasanya kita per tiga bulan melalui UKS (unit kesehatan sekolah)," kata Anhar, Selasa (7/1/2025).

1. Ikut serta pantau kebersihan makanan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, sesuai arahan dari pemerintah pusat, Dinkes Bandung juga ikut serta melakukan pematauan kebersihan dapur yang membuat MBG. Sebab yang paling penting dari MBG adalah bagaiman gizi dari makanan, kebersihan, dan sanitasi dapurnya.

Pengaturan menu dilakukan tapi gizinya tetap harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Walaupun vendor yang dikerjasamakan adalah mereka yang sudah profesional, tetap saja harus ada pengawasan secara ketat.

"Secara formal mungkin Sabtu ini kami akan mengadakan pelatihan buat para penjaga. Jadi secara resmilah karena nanti mereka harus punya sertifikat," ungkap Anhar.

2. Siapkan bank sampel

IDN Times/Debbie Sutrisno

Untuk memastikan makanan ini memberikan dampak buruk pada pencernaan atau tidak, Dinkes Bandung pun bakal mempersiapkan bank sampel. Satu menu yang dibuat untuk MBG bakal disimpan di pendingin makanan sehingga ketika ada kasus keracunan atau dampak buruk lain pada kesehatan siswa, sampel tersebut bakal dicek.

"Kalau misalnya, amit-amit ya, terjadi sesuatu keracunan makanan dan sebagainya, kami periksa selain makanan yang di lokasi keracunan juga yang balik sampel. Siapa tahu permasalahannya bukan proses di sini gitu. Tapi misalnya siswanya terlambat mengonsumsi, terlalu siang," kata Anhar.

Meski demikian, dia menilai bahwa pembuatan makanan di dapur MBG sudah cukup baik dilakukan pada dini hari, tidak di hari sebelumnya. Ini penting karena makanan tersebut bisa lebih segar dan layak saat dikonsumsi siswa di jam sekolah.

Anhar berharap makanan ini bisa menjaga gizi para siswa ke depannya sehingga mereka juga menjadi anak yang sehat agar bisa melakukan berbagai aktivitas.

"Apabila (makanan menu seperti ini) dikonsumsinya juga di luar sekolah, pasti bakalan cepat untuk perbaikannya untuk status gizi yang rendah. Tapi untuk status gizi yang sudah bagus ya akan stabil," katanya.

3. Anak bisa kurangi jajan sembarangan

Sumber : appletreebsd.com

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan menyambut baik pelaksanaan program ini. Dengan pemberian makan gratis diharapkan siswa tidak jajan sembarangan di luar sekolah.

Sebab, mereka sudah mendapatkan makanan dan lebih kenyang sehingga tidak jajan makanan kurang bergizi ketika istrirahat atau pulang sekolah.

"Jadi kurangi mitigasi risiko jajan yang sembarangan yang tidak mengandung unsur kesehatan karena generasi cerdas itu ditentukan oleh geneasi yang sehat," kata Tantan, Senin (6/1/2025).

Menurutnya, pemberian makan bergizi ini ada yang dibagikan pada pagi har untuk siswa kelas 1 hingga 3. Dengan pemberian makanan pada pagi hari maka orangtua di rumah tidak harus menyiapkan sarapan untuk anak mereka, karena nantinya bisa mendapatkan makanan dari sekolah.

"Siswa juga jadi fokus pada makanan yang sudah disediakan pemerintah yang tentunya secara kualitas gizinya juga sudah dihitung, bersih, dan sanitasinya juga memenuhi syarat," kata Tantan.

Editorial Team