Chlowie: Kucing Tiktok Ras Kampung Berfollowers 2,4 Juta

Perempuan kelahiran 1988 itu kemudian membawa Chlowie menjadi bintang Tiktok yang turut membuat warganet selalu ingin tahu kesehariannya. Meski begitu, niatan awal Cynthia mengunggah konten Chlowie bukan untuk komersialisasi.

"Chlowie viral di Tiktok, akhirnya aku lanjutin karena banyak minta dan aku tekuni juga yang awalnya asal upload, karena tujuan awalnya sebagai dokumentasi tapi gak nyangka dapat penonton banyak sampai detik ini," jelasnya.

Bagi Cynthia, Chlowie bukan hanya kucing kampung biasa pada umumnya. Dia memiliki mata yang indah dan berbeda antara kanan dan kiri atau odd eye. Keunikan ini membuat para pengikutnya di Tiktok gemas ketika melihat tingkah usilnya.

Selain punya mata yang unik, karakter Chlowie yang doyan marah-marah juga menjadi modal tersendiri untuk konten video Tiktok-nya. Alhasil kini dia mendapatkan pengikut yang banyak. Meski begitu, Cynthia mengakui tidak mudah untuk membuat konten bersama Chlowie.

"Kebetulan followers Chlowie suka saat dia masrah-marah jadi lebih seneng marah nge gaplok aku, cuma kan lama-lama ada bosen kalau konten begitu akhirnya setiap hari aku harus mikir bikin konsep gimana biar pada suka.

Chlowie sendiri bukan sosok manusia yang mudah disuruh untuk memperagakan beberapa adegan. Sehingga, Cynthia selalu menunggu mood sang kucing agar mau membuat konten bersama. Menurutnya hal itu merupakan tantangannya sehari-hari.

"Misalkan harus upload hari ini ada momentum Chlowie gak mood jadi pada saat diajakin ngonten dia gak mau, dan kita gak bisa ngatur kucing gimana, jadi kita yang ngikutin kemauan kucing," jelasnya.

Chlowie tergolong berbeda dengan bintang tiktok kucing lainnya. Jika kebanyakan menjual produk baju dengan memaksanya setiap hari agar sang kucing ikut berjualan, Chlowie justru tidak menggunakan cara itu. Cynthia menegaskan, saat ini kucingnya baru menerima endorse produk dan pet shop.

Dia juga sama sekali tidak melakukan eksploitasi pada hewan. Sebab Chlowie tidak diperlakukan dengan tidak sesuai, seperti dikerangkeng dalam kandang.

"Dalam proses pembuatan konten ga ada unsur exploitasi, selama kucing aku sehat dan terjamin, tentu ga ada yang sesuai dengan animal welfare, ngonten pun hanya memperlihatkan keseharian nya mereka, kalau pun ada konten endorse itupun harus ngikutin mood anabul nya," katanya.

Bahakan hasil endorse produk dan Pet Shop diberikan untuk kemapanan hidup Chlowie dengan memastikan kesehatan, dan memberikan asupan makanan.

"Kucing aku sejahtera sehat semua, ada sakit aku obatin. Mereka juga punya dokter pribadi, makanan gak biasa, tergolong yang lumayan. Jadi bener aku perhatikan, sama kayak anak sendiri, kesejahteraan aku perhatikan," tegasnya.

Cynthia juga tidak merasa takut jika Chlowie akan setres. Hal itu dikarenakan dirinya tidak memaksa sang kucing untuk terus membuat konten sesuai kemauannya. Dia memastikan hanya mengikuti mood sang kucing.

"Aku juga kan bukan memaksa dia ngonten diatur begana-begini enggak sih. aku ngonten kucing ngikutin keseharian mereka dan saya ngikutin mood karena aku sudah tahu gimana Chlowie," kata dia.