Banjir Bandang di Cirebon: Rumah Rusak, Warga Tunggu Bantuan

Cirebon, IDN Times - Banjir bandang melanda sebagian Desa Palir, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (17/1/2025) sekira pukul 22.00 WIB. Luapan Sungai Cipager yang berhulu di Gunung Ciremai ini tak mampu lagi menampung debit air, sehingga menyebabkan kerusakan parah di permukiman warga.
Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat setempat, terutama karena banyak rumah terendam, harta benda hanyut, dan lumpur tebal menguasai jalan serta rumah warga.
1. Kehilangan harta benda

Banjir tersebut menjadi pengalaman pertama yang mengejutkan bagi warga Desa Palir. “Ini banjir pertama yang saya alami sepanjang saya tinggal di sini,” ujar Edi, salah seorang warga.
Pria berusia 55 tahun ini menjadi salah satu korban terdampak langsung. Gerobak bakso miliknya hanyut terbawa derasnya arus banjir, menyebabkan kerugian hingga Rp10 juta.
“Ini sangat berat bagi kami. Kehilangan gerobak bakso itu seperti kehilangan sumber penghasilan utama keluarga,” ungkap Edi dengan nada getir.
2. Kondisi pascabanjir, lumpur tebal dan kerusakan meluas

Pantauan langsung di lokasi pada Sabtu (18/1/2025) pagi menunjukkan kerusakan di Desa Palir. Jalan-jalan desa yang sebelumnya rapi kini diselimuti lumpur setebal hingga 30 cm.
Beberapa rumah tampak miring, dengan dinding retak akibat tekanan arus air.
Perabotan rumah tangga seperti kasur, meja, dan lemari, terlihat berserakan di depan rumah warga, sebagian besar sudah rusak dan terlapisi lumpur.
Seorang warga lainnya, Wati, mengatakan keluarganya kehilangan banyak barang berharga akibat banjir ini.
“Saya tidak bisa menyelamatkan barang-barang. Air datang cepat, cuma fokus menyelamatkan diri,” tuturnya sambil membersihkan lantai dari halaman rumahnya.
3. Belum ada bantuan dari pemerintah

Hingga saat ini, belum tampak adanya bantuan dari pemerintah atau organisasi relawan untuk membantu proses evakuasi dan pembersihan wilayah. Warga masih mengandalkan tenaga sendiri untuk membersihkan rumah dan lingkungan sekitar.
Kondisi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan. Lumpur ini terlalu tebal untuk kami bersihkan sendiri. Selain itu, kami juga butuh bantuan logistik seperti makanan dan air bersih,” kata Edi
Warga Desa Palir kini menaruh harapan besar pada pemerintah untuk segera memberikan bantuan, baik dalam bentuk logistik, alat berat untuk membersihkan lumpur, maupun solusi jangka panjang untuk mencegah banjir kembali terjadi.
“Semoga ini jadi perhatian serius. Saya tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi,” ujar Edi.
Hingga berita ini diturunkan, tim relawan dan pemerintah daerah masih belum mengirimkan bantuan ke lokasi terdampak. Namun, banyak warga yang berharap tindakan nyata segera dilakukan sebelum kondisi memburuk.