4 Kontroversi Ridwan Kamil Selama Menjabat Sebagai Gubernur Jabar

Bandung, IDN Times - Jabatan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil beserta wakilnya Uu Ruzhanul Ulum telah berakhir hari ini, Selasa (5/9/2023). Keduanya berhasil menyelesaikan kepemimpinan periode 2018-2023.
Selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil banyak mendapatkan penghargaan dari program yang telah dibuatnya. Tercatat ada 556 penghargaan yang telah diterimanya. Meski banyak penghargaan, beberapa kontroversi pun sempat mewarnai kepemimpinan bekas Wali Kota Bandung ini.
Setidaknya ada empat kontroversi Ridwan Kamil yang menonjol di masyarakat. Empat kontroversi ini mulai dari awal kepemimpinan di 2018 hingga menjelang akhir masa jabatannya di 2023.
Lalu apa saja empat kontroversi ini? Berikut ulasan yang berhasil dirangkum IDN Times.
1. TAP bentukan Ridwan Kamil diisi anggota keluarga
Pada awal kepemimpinannya, Ridwan Kamil sempat mendapatkan gelombang protes dari sekelompok masyarakat karena dirinya membentuk Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Jawa Barat. Pembentukan tim ini juga dikeluarkan dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) nomor 060.2/Kep.1244.Org/2018 yang dikeluarkan pada 27 November 2018.
Salah satu kelompok masyarakat yang turut memprotes adanya TAP Jabar ini yaitu Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB). Mereka menilai lembaga non-struktural ini harus dibubarkan karena tidak sesuai dengan UU dan Kepgub pun tidak dipublikasikan dalam JDIH.
Selain itu, di dalam TAP sendiri berisi beberapa orang yang merupakan tim sukses Ridwan Kamil selama Pilgub Jabar 2018. Dan ada anggota keluarganya. Ridwan Kamil sendiri mengatakan, pembentukan tim ini didasari karena kebutuhan. Dia membutuhkan nasihat selama memimpin Jabar. Sehingga TAP tidak dibubarkan dan terus berlanjut hingga berakhirnya masa jabatan di 2023.