Isu Gempa Sesar Lembang Kembali Menyeruak, Ini Penjelasan PVMBG

Belum ada pihak yang bisa memastikan waktu kejadian tersebut

Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat selama rentang waktu 4-11 Oktober 2019 terjadi gempar bumi setidaknya mencapai 22 kali. Gempa bumi yang terjadi di Jawa Barat dan sekitarnya ini memiliki magnitudo atau besaran gempa bervariasi mulai dari 2.2 Magnitudo sampai 4.8 Magnitudo yang didominasi oleh kejadian gempa bumi dangkal di selatan Jawa Barat.

Kejadian ini pun memunculkan kembali isu akan adanya gempa bumi efek dari Sesar Lembang atau patahan Lembang. Jika gempa dari Sesar Lembang terjadi, kawasan sekitar Bandung Raya diperkirakan menerima dampak paling besar.

Terkait dengan potensi tersebut, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Solihin mengatakan, besaran Magnitudo efek dampak yang lebih kecil bisa saja terjadi apabila pelepasan energi gempa tidak berlangsung sekaligus.

"Potensi gempa dari Sesar Lembang yang mencapai M 6,5 -M 7,0 adalah magnitudo maksimum yang mungkin terjadi, apabila satu segmen Sesar Lembang yang panjangnya sekitar 29 km bergerak sekaligus," ungkapnya, Senin (14/10).

Meski demikian, PVMBG sampai sekarang belum mengetahui secara pasti berapa besar probabalitas jika gempa Sesar Lembang terjadi. "Apakah akan sekaligus besar, atau gempanya lebih kecil tapi berkali-kali, masih belum ada yang tahu," lanjutnya

1. Kementerian ESDM pun sudah pernah meneliti ini

Isu Gempa Sesar Lembang Kembali Menyeruak, Ini Penjelasan PVMBGPosko BNPB

Berdasarkan penelitian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), lanjut Ahmad, apabila gempa Sesar Lembang setidaknya bisa mencapai 6,8 magnitudo. Guncangan ini sangat kuat dan akan terasa oleh sejumlah wilayah yang berdekatan dengan sesar tersebut.

"Kita pernah memodelkan secara Deterministik, jika Sesar Lembang gempa dengan kekuatan M6,8, maka daerah di luar wilayah Cekungan Bandung pun masih akan merasakan guncangan yang kuat," papar Ahmad.

2. Belum diketahui pasti kapan Sesar Lembang melepaskan energinya

Isu Gempa Sesar Lembang Kembali Menyeruak, Ini Penjelasan PVMBGresearchgate.net

Meski penelitian terus dilakukan, hingga saat ini belum ada pihak manapun yang mengetahui secara pasti kapan Sesar Lembang akan mulai melepaskan energinya. Ahmad menyebut, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa periode ulang gempa besar dari Sesar Lembang terjadi setiap sekitar 170-670 tahun.

"Catatan sejarah menyebutkan bahwa gempa besar terakhir dari Sesar Lembang terjadi pada abad ke 15, jadi mungkin hal tersebut yang menjadi dasar informasi bahwa Sesar Lembang disebut dalam masa menuju pelepasan energi," ungkapnya.

Namun, kejadian gempa bumi termasuk fenomena alam yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi. Hingga saat ini belum ada ahli maupun teknologi di dunia yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat terkait dengan waktu, besaran maupun lokasinya.

3. Indonesia hadapi 924 gempa sepanjang September 2019

Isu Gempa Sesar Lembang Kembali Menyeruak, Ini Penjelasan PVMBGDok. BNPB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat wilayah Indonesia menghadapi 924 kali gempa bumi sepanjang September 2019, meningkat drastis dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, selama Agustus 2019 wilayah Indonesia menghadapi 673 kali gempa. Gempa yang terjadi di wilayah Indonesia sepanjang September sebagian besar merupakan gempa kecil dengan magnitudo kurang dari 5,0.

BMKG mencatat selama kurun itu Indonesia menghadapi 895 kali gempa dengan magnitudo 5,0 atau meningkat jika dibandingkan dengan frekuensi gempa bermagnitudo sama sepanjang Agustus yang tercatat 651 kali.

"Sementara itu, gempa signifikan dengan magnitudo lebih dari 5,0 selama September terjadi 29 kali, meningkatkan dibandingkan 22 kali gempa pada bulan Agustus," ujar Daryono dilansir Antara.

4. Gempa pada September lebih besar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya

Isu Gempa Sesar Lembang Kembali Menyeruak, Ini Penjelasan PVMBG(Ilustrasi) ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

Sepanjang September 2019 ada 155 gempa yang getarannya terasa, jauh lebih banyak dibandingkan pada bulan sebelumnya, ketika hanya ada 56 gempa yang getarannya dirasakan warga.

Ia menambahkan, banyaknya gempa susulan mencerminkan karakteristik kondisi batuan di zona gempa yang rapuh. Namun hasil monitoring BMKG menunjukkan tren frekuensi kejadian gempa susulan semakin mengecil.

Gempa sering terjadi di Indonesia karena wilayahnya merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Wilayah Indonesia juga memiliki kompleksitas tektonik dengan banyak sebaran sumber gempa, baik bersumber dari zona subduksi megathrust maupun dari sesar aktif.

Sumber gempa subduksi megathrust di antaranya adalah Subduksi Sunda yang jalurnya mencakup sebelah barat Sumatera dan selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, ada zona subduksi megathrust lain seperti Subduksi Banda, Sulawesi Utara, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Filipina, dan utara Papua. Wilayah Indonesia juga punya 295 lebih sesar aktif, termasuk yang belum teridentifikasi hingga saat ini.

Baca Juga: Dalam Sehari Cilacap Tiga Kali Diguncang Gempa, Warga Diimbau Tenang

Baca Juga: Pemprov Jabar Gelar Forum Investor Tingkatkan Perekonomian Daerah

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya