Bendera Setengah Tiang Berkibar di Sekolah Tempat Habibie-Ainun Bersua

SMAK Dago menjadi saksi sejarah cinta abadi Habibie-Ainun

Bandung, IDN Times - Seorang siswa bergegas mengambil bendera yang tersimpan di rak belajar salah satu ruangan. Mendapat imbauan dari sang guru, siswa tersebut menuju ke halaman depan sekolah menengah atas kristen (SMAK) Dago, Kota Bandung untuk mengibarkan bendara setengah tiang.

Bersama dengan dua teman yang sudah menunggu di tiang bendera, mereka bertiga kemudian mengibarkan bendera Merah Putih sebagai tanda belasungkawa atas meninggalnya salah satu alumni sekolah ini, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, memang lama menimba ilmu di Kota Bandung. Salah satu tempat dia bersekolah semasa muda adalah SMAK Dago. Di sekolah ini pula lah Habibie bertemu dengan Sang Istri, Hasri Ainun Besari (Ainun).

IDN Times mencoba menelusuri kondisi SMAK Dago yang lahannya sempat diperebutkan ini. Dan benar saja, SMAK Dago saat ini sudah tidak menggunakan bangunan lama. Sekolah yang sempat digunakan Habibie dan Ainun kini rata dengan tanah. Fasilitas belajar mengajar sekarang menggunakan bangunan baru yang ada di bagian paling belakang lahan milik yayasan BPSMK-JB.

1. Habibie sempat datang ke SMAK Dago untuk bernostalgia

Bendera Setengah Tiang Berkibar di Sekolah Tempat Habibie-Ainun BersuaIDN Times

Kepala Sekolah SMAK Dago Rosmian Simorangkir menceritakan, Pak Habibie sempat meninjau kondisi bangunan sekolah ini sekitar empat tahun silam ketika bangunan di bagian depan masih utuh. Walapun pada saat ini lahan ini sudah disengketakan. Habibie berkeliling sejumlah ruangan dan menceritakan masa saat dia menuntut ilmu hingga bertemu dengan pujaan hatinya, Ainun.

"Itu dia datang pas memang ada reunian. Terus cerita-cerita gitu pas dia dulu sekolah di sini (SMAK Dago)," ujar Rosmian ditemui di tempat, Kamis (12/9).

Menurut Mia, sapaan akrabnya, ketika mendengar sekolah ini dipersoalkan hingga masuk ke meja hijau, Habibie sempat meminta pihak yayasan dan pengelola sekolah mengajukan proposal permohonan agar persoalan sengketa ini bisa diselesaikan. Sayangnya entah karena alasan apa pihak yayasan dan pengelola tidak mengajukannya.

"Kalau tahu pak Habibie minta seperti itu saya akan segera ajukan sebelum beliau meninggal. Saya juga baru lihat dari video terakhir itu," ungkapnya.

2. SMAK Dago ingin mencetak Habibie-Habibie baru di masa depan

Bendera Setengah Tiang Berkibar di Sekolah Tempat Habibie-Ainun BersuaIDN Times/Debbie Sutrisno

Sejak persoalan lahan ramai diperdebatkan, siswa yang datang dan mendaftar ke SMAK Dago memang tidak banyak. Saat ini saja hanya ada kurang dari 50 siswa-siswi dari kelas 1 sampai kelas 3 yang mengikuti proses pembelajaran.

Meski demikian, pihak sekolah tetap menerapkan sistem belajar-mengajar yang ketat untuk menghasilkan siswa yang berkualitas seperti dulu. Harapannya didapatkan sosok seperti Pak Habibie di masa depan.

"harapannya ke depan dari SMAK Dago bisa muncul Habibie-habibie baru di masa depan," ujarnya.

Mia mengatakan, meski saat ini sekolahnya kurang diminati orang tapi banyak lulusan dari sini mampu lolos ke perguruan tinggi negeri. Ini mengindikasikan bahwa jebolan dari SMAK Dago bisa bersaing dengan siswa dari SMA/SMK lainnya.

3. Habibie jadi inspirasi siswa di SMAK Dago

Bendera Setengah Tiang Berkibar di Sekolah Tempat Habibie-Ainun BersuaIDN Times/Debbie Sutrisno

Amanda, salah satu siswi kelas 12 atau kelas 3, tahu bahwa BJ Habibie adalah lulusan SMAK Dago. Meski sekarang belajar di sekolah ini tidak ramai seperti sekolah lain, tapi dia optimistis bisa mencetak prestasi layaknya almarhum Presiden Habibie.

"Kami punya sosok yang patut dipandang yaitu sosok Habibie. Dan kalau saya anggap kita bisa sukses bukan dilihat dari bangunan (sekolah) seperti apa," ujarnya.

Presiden Habibie, lanjut Amanda, juga dulu tidak ada yang tahu. Tapi berkat ketelatenan dia dalam belajar dan menuntut ilmu maka ada hasil yang didapat dan mampu memberikan manfaat bagi orang banyak.

Hal senada disampaikan Aoksi Walaguna. Ketua OSIS SMAK Dago ini mengatakan, untuk menjadi orang yang pintar layaknya Pak Habibie, tidak harus berada di sekolah yang bagus dan terpandang dari segi ekonomi. Habibie sekolah di SMAK Dago pun dulu mungkin tidak melihat seperti apa sekolahnya, tapi semangat dia lah yang kemudian mampu mengubah dirinya.

"Saya kaget pas mendengar (Habibie meninggal). Saya ingin seperti beliau yang bermanfaat untuk banyak orang," ungkapnya.

Baca Juga: Bisikan Quraish Shihab Ini Membuat Habibie Menangis Sebelum Wafat

Baca Juga: Selain CN-250, Ini Kontribusi Besar BJ Habibie di Industri Penerbangan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya