18 Siswa di Ciamis Dianiaya Senior, Mendikbud: Hilangkan Perundungan

Ada tiga dosa dalam pendidikan Indonesia yang membudaya

Bandung, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim meminta lembaga pendidikan bekerja keras untuk menghapus perundungan di lingkungan sekolah maupun universitas. Hal ini disampaikan terkait kasus kekerasan senior kepada junior di sebuah sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Nadiem menuturkan, ada tiga dosa dalam pendidikan di Indonesia yang harus dihilangkan. Ketiganya adalah masalah intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan.

"Kita tidak bisa abu-abu, harus hitam atau putih. Sekarang kita lihat serius pada kekerasan seksual di perguruan tinggi dan tentunya ini harus dilakukan di seluruh tingkatan dengan perbaikan regulasi dan kerangka pelaporan yang sesuai," ujar Nadiem ditemui di Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Senin (17/1/2022).

1. Kita harus bertindak keras pada sistem yang tidak benar

18 Siswa di Ciamis Dianiaya Senior, Mendikbud: Hilangkan PerundunganIlustrasi Penganiayaan (IDN Times/Mardya Shakti)

Nadiem menuturkan, tidak hanya fokus menghilangkan kekerasan seksual, pemerintah juga berupaya sekuat tenaga meminimalisir adanya perundungan dan intoleransi dalam bentuk apapun.

"Posisi Indonesia sangat jelas, kita adalah negara berkebhinekaan, negara yang penuh dengan kasih sayang," kata dia,

Maka, kekerasan seksual, intoleransi, dan perundungan yang selama ini jadi budaya dalam sistem pendidikan di Indonesia harus dimusnahkan.

2. Statistik melihatkan kasus seperti ini masih tinggi

18 Siswa di Ciamis Dianiaya Senior, Mendikbud: Hilangkan PerundunganIlustrasi Self Love (IDN Times/Sukma Shakti)

Nadiem menyebut, data statistik tidak bisa membohongi masyarakat bahwa tiga dosa di dunia pendidikan itu sudah mengakar. Untuk itu perlakukan pada pelaku dosa tersebut harus keras.

Meskipun, kadang pemerintah mendapat cibiran dengan apa yang dilakukan pada pelaku kekerasan dan perundungan.

"Tapi apapun yang kita lakukan, kita akan melindungi dari semua jenis kekerasan. Jadi langkah berikutnya setelah universitas kita bagaiaman menguatkannya di sekolah dasar dan tingkatan lainnya," ujar Nadiem.

3. Ada 50 siswa yang dirundung pada senior

18 Siswa di Ciamis Dianiaya Senior, Mendikbud: Hilangkan PerundunganIlustrasi pengeroyokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Aksi pemukulan di lingkungan pendidikan kembali terulang. Kali ini terjadi di SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat, di mana 18 orang dilaporkan menderita luka lebam usai mengikuti pelatihan kepramukaan.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, pemukulan tersebut terjadi pada 7 Januari 2022, di mana ada sekitar 50 siswa mengikuti pelatihan yang dilakukan para seniornya. Pada hari kejadian mereka dibawa ke salah satu rumah senior untuk mengikuti pelatihan berbasis menjaga atau memperlihatkan kekuatan.

"Namun cara (pelatihannya) tidak pantas, dilakukan dengan saling memukul. Akibatnya 18 orang junior tersebut mengalami luka lebam," ujar Ibrahim kepada wartawan, Jumat (15/1/2022).

Setelah pelatihan tersebut, ada orang tua sisa yang melihat kondisi anaknya mengalami luka. Orang tua ini keberatan dengan pelatihan tersebut kemudian berkonsultasi ke kepolisian dan akhirnya melaporkan kejadian tersebut pada 11 Januari 2022.

Sehari berselang, laporan diterima Polres Ciamis dan dibuatkan visum untuk pemeriksaan awal kepada terlapor untuk mengklarifikasi informasi yang diterima.

"Kita juga koordinasi dengan kepala cabang dinas pendidikan mengimbau agar kejadian tidak terulang," ujarnnya.

Baca Juga: 18 Siswa di Ciamis Luka Lebam Usai Ikut Pelatihan Kepramukaan

Baca Juga: Pantau PTM di Bandung, Nadiem Ditanya Siswa: Jangan Ada Lagi Sekolah Favorit 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya