Cerita Orang Tua ODGJ di Sindangkerta KBB yang Pilih Merantai Anaknya

Bunbun mulai berperilaku aneh pasca pulang dari perantauan

Bandung Barat, IDN Times - Bunbun Bunyamin (51 tahun) terpaksa harus dikerangkeng lantaran suka bikin ulah. Rantai sepanjang 50 sentimeter sengaja diikatkan ke kaki kiri Bunbun demi membatasi aktivitasnya.

Bunbun merupakan satu dari tujuh anak pasangan Hapid (76) dan Entin Kartini (75) warga Kampung Pasirkihiang RT 03 RW 12 Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Menurut ibunya, Entin Kartini menyampaikan, gangguan kejiwaan yang diderita anaknya itu bermula saat Bunbun pulang dari perantauan. Semenjak lulus dari SMP, Bunbun memilih menjadi buruh di sebuah pabrik ban ternama di wilayah Tangerang.

Sesampainya di rumah, tingkah laku Bunbun berbeda dari sebelumnya. Bunbun mudah marah dan menjadi pribadi yang pendiam.

"Dulu pernah bilang kalau dia capek sama kerjaannya. Selama ia bekerja, seringkali mandornya datang pas dia istirahat. Belum juga sempat istirahat sudah disuruh kerja lagi-kerja lagi," Entin.

1. Perjalanan spiritual Bunbun diduga bumbui penyebab stres

Dari cerita kawan Bunbun, Entin mengatakan, setelah mendapat tekanan kerja di pabriknya, spiritual Bunbun semakin meningkat. Hampir setiap malam, Bunbun membaca ayat kursi sebanyak seribu kali. Keluarga pun bingung apa maksud dan tujuan Bunbun melakukan itu.

"Kalau dia pulang kerja dari pabrik, semalam suntuk baca ayat kursi. Setelah itu dia ngerasa bisa terbang. Entah itu halusinasi atau apa," kata Entin.

2. Berperilaku beringas sewaktu-waktu

Cerita Orang Tua ODGJ di Sindangkerta KBB yang Pilih Merantai AnaknyaODGJ dipasung keluarga di Sindangkerta KBB. (IDN Times/Bagus F)

Bunbun sendiri sudah menderita gangguan jiwa selama sepuluh tahun terakhir. Orang tua pun sudah menjalankan pengobatan bolak-balik ke Puskesmas maupun rumah sakit.

Namun, dalam empat bulan terakhir tingkah laku Bunbun semakin beringas. Kata-kata kasar keluar dari mulutnya tanpa alasan yang jelas. Lebih mengerikan lagi, Bunbun bahkan tega melukai dirinya menggunakan senjata tajam.

"Jari telunjuknya ia potong sendiri menggunakan bedog. Saya aja kena tusuk di bagian paha oleh dia menggunakan bambu runcing," papar Entin.

3. Antara depresi karena tekanan pekerjaan atau perjalanan spiritual?

Cerita Orang Tua ODGJ di Sindangkerta KBB yang Pilih Merantai AnaknyaKeluarga ODGJ di Sindangkerta KBB. (IDN Times/Bagus F)

Oleh karenanya, orang tua Bunbun memilih membatasi aktivitas dengan cara mengikatnya menggunakan rantai besi di kaki kiri Bunbun. Hal itu dilakukan demi keselamatan keluarga dan tidak lagi membuat resah warga kampung.

"Kita terpaksa melakukan ini agar Bunbun tidak menyerang. Kami sebagai orang tua sudah ikhlas kalau Bunbun bisa dirawat di RSJ sampai sembuh," kata Hapid.

Untuk penyebab pastinya, Hapid menduga dua kemungkinan. Pertama akibat tekanan beban kerja semasa ia menjadi buruh pabrik, atau karena perjalanan spiritual yang berlebihan.

4. Ada masalah proses pikir yang memantik stres berlebih

Cerita Orang Tua ODGJ di Sindangkerta KBB yang Pilih Merantai AnaknyaPuskesmas Sindangkerta tinjau warga ODGJ di wilayah KBB. (IDN Times/Bagus F)

Sementara itu, Pengelola Program Jiwa Puskesmas Sindangkerta, Yadi Arifyana mengatakan, Bunbun merupakan satu dari 30 pasien ODGJ yang tercatat sudah lama berkonsultasi di Puskesmas Sindangkerta. Sering mengamuknya Bunbun ini karena berhentinya minum obat penenang.

"Kalau riwayat penyakitnya, dia sakit sejak usia 19 tahun. Dari keterangan keluarga, dia membaca ayat kursi terlalu banyak atau dhawam. Tapi intinya kalau bicara ODGJ, dia ada masalah di proses pikir. Sehingga stres berlebihan atau kopingnya kurang baik terhadap masalah yang ada," kata Yadi.

Baca Juga: Warga Sindangkerta KBB Dipasung Keluarganya, Begini Faktanya!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya