Pemkot Bandung Tak Izinkan Sekolah Tatap Muka Januari 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Meski Kota Bandung kini sudah dinyatakan masuk dala zona oranye, Dinas Pendidikan (Disdik) menyebut akan tetap memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada semester ganjil tahun 2021.
Sekretaris Disdik Kota Bandung, Cucu Saputra mengatakan, pembelajaran tatap muka tidak akan digelar dalam waktu dekat. Hal ini ia klaim sudah berdasarkan saran dan kajian para ahli.
"Seluruh ahli menyepakati pembelajaran jarak jauh diperpanjang," ujar Cucu saat dikonfirmasi, Minggu (3/1/202).
1. Ahli menyarankan agar tetap memperpanjang PJJ
Ia menjelaskan, Disdik Kota Bandung sudah mengadakan pertemuan dengan ahli kesehatan dan pendidikan untuk meminta masukan hal ini sejak Selasa (29/12/2020).
"Hasil ini akan disampaikan ke beliau (Wali Kota Bandung). Kami akan melaporkan dan sebelum pembelajaran semester genap sudah ada keputusan dari wali kota," tuturnya.
2. Proses pembelajaran tetap mempertimbangkan kondisi kasus COVID-19 di Kota Bandung
Cucu mengatakan, saat ini kondisi pandemik di Kota Bandung tergolong belum terkendali secara penuh. Sehingga PJJ menjadi cara yang dianggap ideal untuk meminimalisir terjadinya kenaikan kasus dan klaster baru di lingkungan sekolah.
"Kalau sisi kesiapan sekolah, sudah siap. Tetapi kan tidak berdiri sendiri harus memperhatikan yang lain terutama penyebaran COVID-19," katanya.
3. Sekda Bandung setuju jika PJJ diperpanjang pada semester ganjil 2021
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan bahwa saat ini pendidikan tatap muka belum tepat dilakukan. Pasalnya, situasi dan kondisi masih belum memungkinkan.
"Meskipun sudah ada arahan dari pusat namun tetap kita harus memperhatikan banyak hal. Nanti secara bertahap kita akan terus lengkapi apa saja yang dibutuhkan," tutur Ema.
4. Masih banyak siswa di Kota Bandung yang belum memiliki gawai
Di sisi lain, Kasi Kurikulum SD Disdik Kota Bandung Akhmad Taufan Hidayat menyampaikan jika sampai saat ini masih banyak siswa SD dan SMP yang masuk kategori rawan melanjutkan pendidikan (RMP). Kategori tersebut dinilai bakal sulit mengikuti PJJ lantaran tidak memiliki gawai atau telepon genggam.
"Dari 25 ribu siswa SMP, 4.000 di antaranya tidak memiliki akses gawai. Dari 45 ribu siswa SD, yang tidak memiliki gawai sebanyak 9.000 orang," ujar Taufan di Balai Kota Bandung, Senin (30/11/2020).
Baca Juga: Pembelajaran dari Rumah di Kota Depok Hingga 24 Juni
Baca Juga: Penumpang Positif COVID-19 di Terminal Leuwipanjang Capai 12 Orang