Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota Bandung

Anggota DPRD Kota Bandung menang proyek secara ganjil

Bandung, IDN Times - Lelang sejumlah proyek Sekolah Juara di Jawa Barat memicu kisruh. Perusahaan pemenang lelang pengadaan infrastruktur internet itu nyatanya terafiliasi dengan anggota parlemen Kota Bandung, yang mana tercatat memenangi banyak proyek.

Router hasil pengadaan itu bermerek D-Link, seri Des-1024, disertai 24 lubang yang dapat disambungkan dengan kabel internet. SMPN 2 Kota Bandung memasang router itu pojok depan salah satu satu ruang kelas sekolah, lengkap dengan kardusnya. Lima kabel menancap di router dan menyambung ke ruang kelas lainnya. 

Yan Dian, Petugas Humas SMPN 2 Bandung mengatakan, alat itu berfungsi untuk menyediakan sambungan internet ketika proses pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19. Saat pembelajaran tatap muka terbatas, router juga membantu guru mengisi pelajaran dari kelas secara luring dan daring.

“Sampai saat ini belum ditemukan permasalahan pada router itu,” kata Yan, ketika ditemui di SMPN 2 Kota Bandung, Kecamatan Sumur Bandung, Selasa (12/10/2021).

Router itu adalah bagian dari proyek Pengadaan Jaringan Sekolah Juara, yang berasal dari anggaran pemerintah provinsi Jawa Barat, dan disalurkan ke sejumlah pemerintah daerah tingkat dua di Bumi Pasundan. Program itu berguna untuk menyokong Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada 2020 selama pandemi COVID-19.

Di Kota Bandung, alat itu diberikan kepada 274 sekolah dasar negeri dan 52 sekolah menengah pertama negeri. Setiap satu sekolah, baik tingkat menengah pertama dan dasar, mendapatkan satu router yang dipasang di ruang kelas.

1. Siapa PT. Sinar Memossa Pratama?

Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota BandungRumah Erwin sekaligus PT Sinar Memossa Pratama (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

Pelaksana proyek ini adalah Dinas Pendidikan Kota Bandung, yang biayanya bersumber dari anggaran dan pendapatan belanja daerah (ABPD) perubahan Kota Bandung tahun 2020. Proyek dengan pagu Rp7,3 miliar itu digarap oleh PT Sinar Memossa Pratama sebagai pemenang berkontrak, yang memberi penawaran sebesar Rp6,9 miliar.

Pada Agustus 2021, salah satu peserta tender, PT Grand Integra Telematika, menuding lelang yang memenangkan Sinar Memossa itu ganjil. Sebelum dinas pendidikan memutuskan Sinar Memossa Pratama sebagai pemenang, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bandung telah memutuskan Grand Integra Telematika, sebuah perusahaan yang berbasis di Kota Serang, Banten, sebagai juara tender cepat tersebut dengan penawaran paling rendah, yakni Rp6,5 miliar.

Penelusuran IDN Times menemukan, Sinar Memossa diduga terafiliasi dengan Erwin Affandie, anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung. Komisi ini mengawasi bidang pendidikan.

Erwin adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota Bandung yang digadang-gadang akan maju sebagai calon Wali Kota Bandung pada pemilihan kepala daerah pada 2024 mendatang. Dan, selain memenangkan proyek di Kota Bandung, Sinar Memossa juga diketahui memenangi tender serupa di tiga kabupaten lainnya di Jawa Barat, dengan nilai total proyek mencapai Rp94,2 miliar. 

2. Power Sinar Memossa Pratama hingga bisa memenangi tender

Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota BandungUnsplash/Thomas Jensen

Sebelumnya, sebelas perusahaan mengikuti tender pengadaan jaringan internet, bagian dari proyek pengadaan jaringan Sekolah Juara di Dinas Pendidikan Kota Bandung pada 11 November 2020. Selain Grand Integra dan Memossa Pratama, ada PT Megantara Jaya Sakti, Citra Pirmindo Abadi, PT Royal Putra Persada, PT Citra Bahana Medika, PT Telematic Multisystem, PT Jala Lintas Media, PT Airmas Perkasa Express, PT Grafikom Multi Media, dan Fairah Nuansa Gemilang ikut mengadu peruntungan di proyek senilai Rp7,3 miliar itu.

Grand Integra mendapatkan dua bintang, alias dinyatakan sebagai pemenang yang terverifikasi, karena mengajukan proposal paling murah, Rp 6,5 miliar. Di atas kertas, memang Grand Integra yang seharusnya melenggang sebagai pemenang. Tapi kenyataan berkata lain, karena yang berkontrak menjadi pemenang tender justru Sinar Memossa, yang nilai tawarannya termurah kelima.

Junaidi, perwakilan Grand Integra di Bandung, menyatakan, seharusnya dengan status dua bintang yang didapat Grand Integra itu, sudah cukup membuat mereka yang memenangi pengadaan. Pada bintang pertama, mereka mendapat status pemenang dari segi harga tawaran terendah. Pada bintang kedua mereka mendapat status pemenang terverifikasi. “Ini sudah dapat bintang dua masa gugur? Berarti ada sesuatu,” kata Junaidi kepada IDN Times, saat ditemui di Bandung, Jumat (22/10/2021).

Junaidi-lah yang selama ini menjadi pengurus pekerjaan Grand Integra di Bandung, yang berkantor pusatnya di Serang, Banten. Menurut Junaidi, sebelum penentuan pemenang, mereka diundang oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung pada 10 November 2021.

Di situ Junaidi mendapatkan tanda terima dukungan sebagai pemenang tender. “Tapi besoknya langsung pindah ke Sinar Memossa Pratama. Grand Integra kalah power,” kata Junaidi.

“Itu kan Sinar Memossa Pratama punyanya anggota DPRD Kota Bandung. Jadi mau bagaimana lagi?” tuturnya.

3. PT. Sinar Memossa Pratama memenangi tender bukan tanpa alasan

Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota BandungIlustrasi Memberi dan Menerima Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dani Nurahman, Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan Kota Bandung, sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek itu mengatakan, saat verifikasi pemenang lelang, ada persyaratan yang tidak bisa dipenuhi oleh Grand Integra. Namun, ia ogah menjelaskan lebih detail persyaratan yang mengganjal Grand Integra.

Sedangkan perusahaan lain yang punya tawaran termurah kedua, PT Megantara Jaya Sakti, dicoret karena setelah diverifikasi, pengalamannya tidak sesuai, demikian keterangan yang tercantum dalam LPSE. Peringkat ketiga, Cipta Pirmindo Abadi, “Mundur,” kata Dani kepada IDN Times di Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jalan Ahmad Yani, Rabu (13/10/2021).

Adapun PT Royal Putra Persada yang berada di peringkat keempat tidak menghadiri undangan verifikasi sehingga dianggap mengundurkan diri, begitu keterangan di LPSE. Dengan begitu, otomatis Sinar Memossa yang punya tawaran termurah nomor lima sebagai juaranya.

“Bukan berarti pemenang pertama langsung sebagai pemenang. Tapi, ada item lagi, pertama dia sanggup enggak melakukan pengadaan, sama masalah dukungan,” tuturnya.

Dani membantah ada main mata dalam terpilihnya Sinar Memossa Pratama. Perubahan pemenang tender itu, kata Dani, ada berita acaranya. “Pemenang pertama enggak sanggup, masuk ke pemenang kedua. Kalau (pemenang) kedua enggak sanggup, masuk ke pemenang ketiga. Aturan memang seperti itu,” kata Dani.

“Tender sudah berjalan, ada pemenang, ada penetapan.”

Dani mengaku tidak mengetahui soal tuduhan Junaidi, yang menyebut Sinar Memossa merupakan perusahan milik anggota DPRD Kota Bandung, Erwin Affandie, anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung, sekaligus Ketua DPC PKB Kota Bandung.

“Ada isu itu, Sinar Memossa punya siapa? Erwin? Terserah,” kata Dani. “Saya tanda tangan kontrak bukan sama Erwin. Direkturnya datang ke sini tanda tangan sama saya, gitu aja.”

4. Perusahaan menang tender hingga puluhan miliar, tapi kantor cuma rumah tinggal

Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota BandungRumah H. Erwin sekaligus PT Sinar Memossa Pratama (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

Sinar Memossa Pratama tidak hanya menang tender di Kota Bandung. Perusahaan yang berdiri sejak 7 Desember 2016 itu juga menang lelang proyek pendidikan di Kota Cirebon, Kabupaten Pangandaran, dan Cianjur, yang semua anggarannya berasal dari bantuan pemerintah provinsi Jawa Barat ke daerah-daerah tingkat dua tersebut.

Di Cirebon, Sinar Memossa memenangkan tender proyek sarana dan prasarana pusat data pemantauan dan pengajaran berbasis video conference senilai Rp6,958 miliar dari pagu Rp6,969 miliar. Di Pangandaran, perusahaan itu memenangkan proyek pengadaan perangkat teknologi informatika penunjang kegiatan belajar mengajar jarak jauh tingkat sekolah dasar senilai Rp 13,943 miliar.

Masih dalam pengadan serupa di Cirebon, namun untuk tingkat SMP, PT Sinar Memossa Pratama memenangkan tender sebesar Rp 11,951 miliar.

Adapun di Cianjur, Sinar Memossa Pratama memenangkan proyek kegiatan pengadaan alat penunjang kegiatan belajar mengajar jarak jauh audio video conference tingkat SD senilai Rp 34.926 miliar.

Dalam pengadaan itu, kejadiannya mirip dengan Kota Bandung. Adalah PT Ziya Sunanda Indonesia yang mendapat bintang dua alias pemenang terverifikasi, namun yang berkontrak justru Sinar Memossa.

Sinar Memossa Pratama juga menang di proyek serupa tingkat SMP di Cianjur, dengan nilai proyek Rp19,745 miliar. Ditambah proyek yang mereka menangkan di Kota Bandung senilai Rp6,9 miliar, total nilai proyek yang digondol Sinar Memossa mencapai Rp 94, 2 miliar.

Dengan koleksi kemenangan proyek sebanyak itu, sudah seharusnya orang berharap Sinar Memossa bukanlah perusahaan sembarangan. Namun, kantor perusahaan itu di Jalan Wuluku Raya Nomor 15, RT 07 RW 10, Kelurahan Babakansari Kecamatan Kiaracondong – Bandung, mengundang syak wasangka.

Bangunanan kantor Memossa Pratama tidak seperti perusahaan yang memenangkan tender puluhan miliar rupiah. Alamat tadi hanya menunjukkan sebuah rumah tinggal tanpa penanda apapun.

Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota BandungRumah H. Erwin sekaligus PT Sinar Memossa Pratama (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

5. Erwin tak balas permintaan wawancara, cenderung ogah ditanyai dugaan ini

Proyek Sekolah Juara dan Dugaan Main Mata Anggota DPRD Kota BandungKetua DPC PKB Bandung H erwin. IDN Times/Debbie Sutrisno

Halaman depan rumah itu berupa tanah kosong, yang bisa menampung empat mobil parkir. Ketika IDN Times berkunjung ke rumah itu pada, Selasa (14/9/2021) satu mobil ambulans terparkir di halaman tadi. Ambulan itu dipenuhi stiker bergambar wajah Erwin plus logo PKB. Rupanya, menurut reportase IDN Times, Sinar Memossa berkantor di rumah pribadi Erwin.

Akta Sinar Memossa Pratama memperkuat pertaliannya dengan Erwin. Direktur Sinar Memossa, yang didirikan pada 7 Desember 2016 dengan modal dasar Rp10 miliar dan modal ditempatkan Rp2,5 miliar, adalah Fitriana Dewi.

Fitriani memiliki 1.125 lembar saham perusahaan alias 45 persen dari keseluruhan saham. Sisanya dikempit oleh Andi Resi Edieb Djuhrie. Per 11 Agustus 2020, koleksi saham Fitriana melompat jadi 2.375 lembar alias 95 persen, dan saham Andi beralih ke Rahmat Hidayat. Fitriana Dewi adalah istri Erwin.

IDN Times mencoba mengklarifikasi dugaan hubungan Fitriana dengan Sinar Memossa dan Erwin. IDN Times mengirim sejumlah surat permohonan wawancara, baik ke kantor Erwin di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung, maupun Sinar Memossa. Namun permohonan wawancara itu tak berbalas.

Pada Jumat 17 November 2021 sekitar pukul 12.30 WIB, IDN Times mencoba mendatangi Erwin secara langsung di Jalan Wuluku, Bandung. Tujuh kamera pengawas mengawasi bagian depan rumah. Sebuah mobil mewah dengan pelat berlogo Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bandung terparkir di garasi.

Saat itu, Erwin terlihat sedang memimpin reses. Di sela-sela reses, IDN Times mengkonfirmasi keterkaitan antara dirinya dengan Sinar Memossa Pratama. Erwin mengaku tak tahu menahu dengan Sinar Memossa dan Fitriana.

“Saya tidak tahu-menahu soal itu,” katanya. Ketika ditanya mengenai lokasi PT Sinar Memossa Pratama yang menggunakan kediaman pribadinya, Erwin tetap tidak menjawab. “Saya minta hak tidak mau menjawab.”

Baca Juga: Kongkalikong Pembangunan Gedung Anyar Polda Jabar yang Berujung Utang

Baca Juga: Lelang Aset Kasus Jiwasraya, Ada Range Rover hingga Kapal Pinisi

Baca Juga: DPRD Minta Pemkot Bandung Tak Persulit Sekolah untuk Gelar PTM

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya