Peristiwa Angin Kencang di Sumedang Dipastikan Tornado

BRIN pastikan pristiwa itu memenuhi faktor angin tornado

Bandung, IDN Times - Salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menganggap peristiwa bencana alam angin kencang di wilayah Sumedang dan Kabupaten Bandung pada Rabu (21/2/2024), masuk dalam kategori tornado.

Salah satu peneliti Erma Yulihastin, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di BRIN, mengatakan peristiwa yang memporak-porandakan dua Kabupaten di Jawa Barat itu bukan angin puting beliung.

"Dari analisis visual saja, kita bisa pastikan, ini beda nih. Ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah Indonesia, yang sulit dideteksi. Karena mikro, ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata Erma saat dikonfirmasi awak media, Kamis (22/2/2024).

1. Ada empat faktor angin kencang ini disebut tornado

Peristiwa Angin Kencang di Sumedang Dipastikan Tornadoilustrasi fenomena tornado (commons.wikimedia.org/Stefan Klein)

Ema puny beberapa alasan menganggap peristiwa angin kencang itu merupakan tornado. Menurutnya, ada empat faktor pembeda antara peristiwa angin puting beliung dan tornado.

Faktor pertama, kata dia, dilihat dari skala kecepatan anginnya. Tornado sendiri mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65 hingga 67 kilometer/jam.

"Selama ini kan kita hanya mengatakan angin puyuh atau puting beliung karena gak pernah bisa mencapai ambang batas kecepatan angin yang bisa kita katakan tornado, level awal atau paling rendah itu yang pertama dari skala kecepatan," katanya.

Faktor kedua yakni terkait dengan skala radiusnya. Dia mengatakan, bencana angin tornado mempunyai skala radius hingga mencapai dua kilometer. Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka dua kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso.

Kemudian, untuk faktor ketiga dan keempat yakni dilihat dari dampak yang ditimbulkan serta durasinya. Selama ini, menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.

"Kemudian, yang keempat itu durasi. Puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Gak ada yang melampaui durasinya 10 menit," katanya.

2. Mata badai terlihat dari satelit awan

Peristiwa Angin Kencang di Sumedang Dipastikan Tornadopotret tornado di kota london tahun 2007 (flickr.com/TJStamp)

Dengan demikian, Erma menegaskan, peristiwa angin kencang yang terjadi di Sumedang dan Kabupaten Bandung sudah memenuhi semua faktor angin tornado. Beberapa hal lain yang memperkuat penilaiannya itu yakni fenomena angin kencang sangat terlihat jelas di satelit awan.

"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado dong. Karena kalau puting beliung gak bisa terdeteksi dari satelit awan, awannya itu gak kelihatan," ujar dia.

3. Berbeda, BMKG pastikan ini peristiwa angin puting beliung

Peristiwa Angin Kencang di Sumedang Dipastikan Tornadoilustrasi tornado (needpix.com)

Sementara Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu memiliki pendapat lain. Murutnya angin puting beliung merupakan kejadian fenomena alam berupa kejadian angin yang berputar dengan kecepatan kurang 70 kilometer per jam.

Sedang kan tornado, kata dia, kecepatan anginnya lebih dari 70 kilometer per jam. Adapun kejadian angin kencang di Kabupaten Sumedang dan Bandung kemarin, kecepatan angin tercatat di stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station) Jatinagor mencapai 36.8 kilometer per jam.

"Kalo tornado pasti dampaknya lebih dari 10 kilometer, sedang kemarin saya rasa tiga sampai dengan lima kilometer deh dampaknya. Puting beliung itu adalah small tornado, kalau masyarakat di Indonesia small tornado sering disebut puting beliung," kata dia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat, peristiwa angin kencang yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Bandung itu mengakibatkan banyak warga terdampak dan merusak bangunan gedung hingga rumah.

"Korban terdampak Kabupaten Sumedang ada 412 KK (Jiwa terdampak masih dalam pendataan dan validasi), 12 orang luka-luka, 21 KK/74 jiwa mengungsi. Untuk Kabupaten Bandung ada 422 KK/1359 jiwa, 21 orang luka-luka," ujar Humas BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat melalui keterangan resmi, Kamis (22/2/2024).

Peristiwa bencana angin puting beliung ini terjadi di Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Kemudian berdampak juga ke Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Cicalengka, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

"Kabupaten Sumedang ada 13 Unit bangunan pabrik terdampak, sepuluh Unit rumah rusak sedang. Sementara di Kabupaten Bandung 18 bangunan pabrik dan toko terdampak, 223 Unit rumah rusak ringan, 119 unit rumah rusak sedang, 151 unit rumah rusak berat," katanya.

Adapun untuk kondisi terkini setelah peristiwa angin puting beliung di dua daerah itu, masyarakat perlahan mulai membenahi rumah yang terdampak. Warga yang mengungsi juga sudah diberikan tenda darurat.

"Pemasangan satu unit tenda dari bataliyon 330 dan satu unit dari Kemensos untuk warga kampung situbuntu RT 04 RW 02 desa Mangun Arga Kecamatan Cimanggung. BPBD juga masih melakukan pendataan warga yang terdampak dan assesment," kata dia.

Baca Juga: Puting Beliung Sumedang Rusak Empat Kawasan di Dua Kecamatan

Baca Juga: Angin Puting Beliung Sumedang Rusak Bangunan Pabrik dan Rumah

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya