Mengintip Kerukunan Kampung Toleransi Bandung saat Perayaan Natal

Jangan sering bicarakan agama dengan yang berbeda agama

Bandung, IDN Times - Perayaan Natal 2019 menjadi hari yang berbahagia bagi umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Begitu pula umat Kristiani yang ada di Kota Bandung, khususnya yang tinggal di Kampung Toleransi di Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong. 

Sudah puluhan tahun mereka tinggal di kawasan tersebut tanpa ada gesekan dan perbedaan. Meskipun, warga di lokasi ini memiliki tiga keyakinan yakni Islam, Kristen, dan Budha dengan rumah ibadah masing-masing seperti Masjid, Gereja serta Vihara.

Soal jarak, ketiga tempat ibadah itu juga saling berdekatan. Bahkan, jaraknya bisa dihitung dengan langkah kaki. Gang tersebut adalah Gang Ruhana atau kini popular dengan kampung toleransi.

Setiap hari-hari besar perayaan agama, warga di gang ini selalu sibuk untuk saling membantu dan bergotong-royong tanpa pamprih. Sama halnya disaat Perayaan Natal 2019, Rabu(25/12) ini. 

Umat beragama lain seperti Islam dan Budha, turut membantu warga Kristiani yang bakal beribadah di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPiD) yang ada di Gang tersebut. Hampir setiap tahun selalu ada kesibukan di lokasi ini.

1. Ada ribuan jemaah di Gereja PiD

Mengintip Kerukunan Kampung Toleransi Bandung saat Perayaan NatalIDN Times/Azzis Zulkhairil

Sebagai Ibu Gembala di Gereja tersebut, Peggy Sriyoto menjelaskan, saat ini di GPiD Bandung memiliki kurang lebih seribu jemaat dan pada Natal 2019 kali ini, GPiD akan disibukan pada ibadah misa.

"Kami nanti acaranya mulai pukul enam sore karena disitu semuanya full yang mengambil bagian itu dari semua wadah dan departemen di jemaah sini," ujar Peggy saat ditemui di lokasi, Rabu (25/12).

Baca Juga: Selama Natal, Driver Ojek Online Dilarang Masuk Halaman Gereja Bandung

2. Bantuan dari agama lain adalah murni tanpa diminta

Mengintip Kerukunan Kampung Toleransi Bandung saat Perayaan NatalIDN Times/Azzis Zulkhairil

Peran agama lain dalam membantu Natal 2019, dikatakan dia, semua bantuan yang dilakukan adalah murni dari ketulusan umat beragama lain di sekitar gereja. Ia menyebut, tidak ada permintaan ataupun dorongan agar dapat membantu perayaan Natal kepada warga sekitar.

"Sebenernya kalau mereka itu membantu secara alamiah saja. Mereka kadang ada yang jadi penjaga malam dan lain-lain yang ikut bantu kaya simbolik dan pasang pohon natal di samping," ungkapnya.

Baca Juga: Kunjungi Gereja, Anies Diberi Ulos Bertuliskan Horas Gubernur DKI

3. Antar agama tidak bisa disama-samakan

Mengintip Kerukunan Kampung Toleransi Bandung saat Perayaan NatalIDN Times/Azzis Zulkhairil

Enggan hanya ada di kampung toleransi saja, Peggy memberikan beberapa kunci agar senantiasa dipraktikan oleh masyarakat Kota Bandung lainnya, menurut dia, kunci dari jalannya toleransi adalah menghormati agama lain dengan tidak membahas agama dalam percakapan keseharian dengan sesama warga setempat.

"Kuncinya sih kalau bagi saya cuman satu, kalau kita ketemu jangan ngomongin agama. Itu kan ga bisa disamain. Dan yang penting kita saling menerima dan menghargai, itu namanya toleransi dalam relasi," tuturnya.

Baca Juga: Hari Ini Belum Ada Petugas Pengamanan di Gereja - gereja Palembang

4. Berharap dapat dicontoh di daerah lain

Mengintip Kerukunan Kampung Toleransi Bandung saat Perayaan NatalIDN Times/Azzis Zulkhairil

Peggy berharapa, pada tahun-tahun yang akan datang semakin banyak masyarakat di Kota Bandung ikut menjaga perdamaian dengan memiliki jiwa toleransi antar agama. Meskipun keadan tempat ibadahnya berjauh-jauhan.

"Kita tuh sudah ada spirit untuk saling membantu dan menerima, saling membangun antar satu dan lain, dan saling memberdayakan. Yang paling bagus dan dapat dicontoh daerah lain, supaya mereka dapat mencontoh di sini," kata dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya