Mahfud MD: Masyarakat Tetap Waspada Pasca Meninggalnya Pimpinan ISIS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Menko Polhukam, Mahfud MD tetap ingin masyarakat Indonesia mewaspadai paham radikalisme. Hal tersebut disampaikan Mahfud bertepatan dengan meninggalnya Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dalam operasi militer Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, paham radikalisme yang ditularkan oleh al-Baghdadi harus benar dibersihkan di Indonesia. Meskipun sosok pemimpin gerakan paham radikalisme tersebut telah meninggal dunia.
"Sekarang biangnya sudah meninggal. Nah, virus ini juga perlu diselesaikan atau dibersihkan di Indonesia,"ujar Mahfud usai mengisi acara di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (30/10).
1. Indonesia diancam separatisme dan radikalisme
Mahfud mengatakan, ancaman terhadap Indonesia ada dua model, yang pertama adalah ancaman terhadap teritori, di mana hal tersebut berbentuk separatis, kemudian ada ancaman ideologi, di mana hal tersebut berupa radikalisme.
"Dalam pemikiran, dua ancaman tersebut sama berbahaya untuk di Indonesia,"ucap Mahfud.
2. Pancasila ampuh menangkal radikalisme
Mahfud menambahkan, lembaga yang didudukinya saat ini tengah memikirkan beberapa cara untuk menangkal hal tersebut. Salah satunya adalah dengan menggelar bincang-bincang tentang idiologi Pancasila. Pancasila dikatakan Mahfud harus sampai pada mahasiswa hingga paham butir-butirnya.
"Mahasiswa harus menjiwai nilai nilai kebersamaan dan kekokohan sebagai bangsa berdasarkan Pancasila. Kita tanamkan nilai- nilainya dalam kalimat keseharian," tuturnya.
3. Berharap paham radikalisme bisa dicegah pasca meninggalnya al-Baghdadi
Dengan demikian, Mahfud banyak berharap kepada masyarakat agar senantiasa tetap mengawasi tentang paham radikalisme tersebut. Meskipun, sambung dia, Al-Baghdadi telah dikabarkan meninggal. Namun, beberapa pandangannya dirasa masih berbahaya.
"Paham terorisme atau radikalisme ini harus segera dibersihkan, pasca meninggalnya Al-Baghdadi,"katanya.