Ulama Nilai Beri Dukungan Politik Gunakan Alquran Tak Etis
Polda Jabar nilai tidak ada unsur pidana dalam kasus ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kasus pengambilan sumpah para kader Partai Golkar sebagai wujud dukungan terhadap Airlangga Hartarto untuk menjadi ketua umum terus berlanjut. Sejumlah ulama menilai tindakan pengambilan sumpah di bawah Alquran dalam kepentingan politik sangat kurang etis.
Hal itu muncul setelah proses deklarasi politik yang dipimpin mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dengan menggunakan kitab Alquran sebagai medium janji. Dimana Dedi Mulyadi memimpin langsung pengambilan sumpah tersebut di Purwakarta, pekan lalu.
1. Perlu disikapi serius
Perwakilan ulama dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Harto menilai, tindakan menjadikan Alquran untuk kepentingan politik tentu sangat tidak etis. Menurut dia, persoalan kitab suci tidak bisa dibuat permainan. Karena itu, mereka meminta peristiwa tersebut disikapi serius, agar tidak menjadi preseden buruk.
"Kami pandang perlu disikapi agar tidak jadi presenden buruk bagi yang lain. Kami tidak lihat sisi politis. Kami tidak ada kepentingan," ucap Harto dalam rilis yang diterima IDN Times, Selasa(10/9).
Baca Juga: Dugaan Penyalahgunaan Alquran, Dedi Mulyadi Diadukan ke Polisi
Baca Juga: Diduga Gunakan Alquran untuk Politik, Dedi Mulyadi Dituntut Minta Maaf