TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Proses Menjadi Radikal dan Berani Lancarkan Aksi Terorisme?

Mulai dari pandangan intoleran

Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Bandung, IDN Times – Sering kita bertanya-tanya: bagaimana mungkin seseorang dengan tega melakukan bom bunuh diri demi menjalankan idealismenya yang menyimpang dalam beragama? Yang kita tahu bahwa mereka telah dicuci otak, tanpa memahami bagaimana prosesnya.

Penanaman idealisme yang menyimpang, atau sering kita dengar dengan istilah cuci otak, dilakukan dengan cara yang tak mudah pun tak singkat. Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rafani Akhyar, mengatakan jika seseorang perlu melalui beberapa tahap sebelum memantapkan diri sebagai seorang ekstrimis.

Bagaimana tahapan itu dilaluinya?

1. Memahami agama secara tekstual

IDN Times/Galih Persiana

Tahap pertama, kata Rafani, ialah dilandasi dengan niat baik seseorang dalam mempelajari agama namun tidak mendapat bimbingan yang tepat. Maksudnya, mereka hanya mempelajari agama secara tekstual tanpa mendapat bimbingan praktik beragama yang baik dalam bermasyarakat.

“Dengan begitu hasilnya bakal intoleran. Mudah menyalahkan orang lain yang tidak satu paham dengan mereka,” kata Rafani, kepada IDN Times di Kantor MUI Jabar, Jalan Riau, Kota Bandung, Kamis (7/11).

2. Memasuki tahap radikalisme

Ilustrasi Terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)

Dalam posisi intoleran seperti itu, Rafani menilai seseorang dengan mudah disusupi paham-paham radikal. Paham tersebut berperan dalam mengubah pemikiran seseorang dalam memandang negatif sistem sosial yang tak sesuai dengan ideoligi mereka.

“Ini merupakan akibat dari pemahaman tekstual (tentang agama) dari hulunya tadi,” ujar dia.

Baca Juga: 600 Siswa SD dan SMP di Kota Bandung Terpapar Paham Radikal

3. Hingga berani melancarkan aksi peledakan

Ilustrasi Terorisme. (IDN Times/Sukma Shakti)

Setelah itu, lanjut Rafani, seseorang yang terpapar paham radikalisme akan dengan mudah disusupi ideologi-ideologi terorisme. Misalnya, melakukan aksi bom bunuh diri di tempat-tempat yang mereka anggap tidak sejalur dengan ideologi mereka.

“Ini faktanya yang tengah kita hadapi saat ini,” tutur dia.

Saat ini, bukan hal yang aneh jika berbagai proses cuci otak itu dilakukan di banyak masjid di Jawa Barat. Setidaknya, hal itu yang diakui oleh Rafani sendiri.

Baca Juga: Versi BNPT, Ini 5 Istilah Terkait Radikalisme yang Perlu Kamu Tahu 

Baca Juga: Berharap Menteri Agama Baru Lawan Radikalisme di Jawa Barat

Baca Juga: Ini 4 Kriteria Radikal Menurut BNPT yang Perlu Kalian Ketahui

Berita Terkini Lainnya