BIJB Kertajati, Bandara Harapan Jawa Barat yang Masih Ngos-ngosan
Berbagai cara dikerahkan untuk mempromosikan tempat ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pesawat kepresidenan berwarna biru muda dengan gagah mendarat di landasan Bandara Internasional Jawa Barat atau BIJB Kertajati yang terletak Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Saat itu, 24 Mei 2018, Presiden Joko 'Jokowi' Widodo bersama rombongan dari Jakarta datang untuk meresmikan secara langsung bandara ini.
BIJB Kertajati pun diproyeksi akan menjadi ikon baru dari Provinsi Jawa Barat. Desainnya yang futuristik dengan berbagai fasilitas penunjang serba modern diyakini mampu menggantikan peran Bandara Husein Sastranegara yang ada di Kota Bandung, sebagai bandara untuk hilir mudik masyarakat Jawa Barat baik ketika akan bepergian antarprovinsi maupun ke luar negeri.
Namun, harapan yang melambung pada bandara ini belum terlihat dalam 11 bulan pascaperesmian. Hingga sekarang manajemen BIJB Kertajati masih bersusah payah menarik penumpang untuk mau terbang dari Majalengka.
Ketika awal mula pengoperasian, maskapai Citilink menjadi satu-satunya perusahaan yang diminta pemerintah untuk masuk ke BIJB. Rute Surabaya-Majalengka pun kemudian dibuka dengan satu penerbangan setiap harinya. Minat masyarakat pun diklaim meningkat secara perlahan terlebih pada saat itu akan memasuki perayaan Idul Fitri sehingga tiket pesawat kerap habis terjual. Okupansi pesawat bahkan mencapai 90 persen lebih.
Keramaian di BIJB semakin terlihat setelah bandara ini bisa digunakan untuk penerbangan umrah. Dengan landasan mencapai 3.000 meter maka pesawat berbadan besar yang biasa digunakan untuk memberangkatkan umrah bisa masuk dan membawa jamaah langsung ke tujuan.
Akan tetapi, setelah masa umrah selesai, okupansi pesawat perlahan menurun. Bahkan hingga akhir 2018, jika dirata-rata jumlah keterisian penumpang dalam satu pesawat hanya 50-60 persen saja. Meski demikian, sejumlah perusahaan melihat presentase ini merupakan potensi bagi mereka untuk bisa berekspansi dan menjalankan bisnis di BIJB Kertajati dengan membuka sejumlah rute penerbangan.
1. Lima maskapai sempat membuka rute baru di BIJB
Coorporate Secretary PT BIJB Kertajati, Arief Budiman mengatakan, awal 2019 sebenarnya terdapat empat perusahaan maskapai nasional yang masuk, yakni Lion Air, Wings Air, Garuda Indonesia, dan Trans Nusa. Rute penerbangannya ada yang dari Majalengka ke Medan, Padang, Bandar Lampung, Jakarta, hingga Yogyakarta. Sedangkan rute internasional yaitu menuju Jeddah dan Madinah.
Sayangnya keinginan sejumlah maskapai untuk mendapat untung justru berbalik buntung. Sejak Januari okupansi penerbangan ke seluruh rute tujuan yang dikembangkan semakin anjlok. Bahkan okupansi pesawat tak mencapai 30 persen. Ini jelas merugikan perusahaan karena setidaknya untuk mendapat untung okupansi harus berada di kisaran angka 50-60 persen.
"Sebelumnya sekitaran awal April ini masih ada dua rute, Medan dan Surabaya, sekarang hanya tinggal ke Surabaya saja," ujar Arief, Kamis (11/4).
Tak hanya menurunnya rute penerbangan dari 11 menjadi 1, jumlah penerbangan per minggu pun dipangkas. Saat ini pesawat yang mengangkut masyarakat menggunakan maskapai Citilink hanya ada tiga kali dalam seminggu, yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu. Setiap harinya pun hanya ada satu penerbangan pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Menurut Arief, penurunan jumlah penumpang pesawat pada awal tahun sebenarnya bukan hanya terjadi di BIJB. Pada empat bulan awal tahun biasanya masuk dalam //low season// di mana tidak banyak orang pergi dan pulang memakai pesawat. Bahkan dari data yang diterimanya, di Bandara Soekarno-Hatta sudah terjadi penurunan penumpang mencapai 40 persen.
Keberadaan Citilink dengan satu rute penerbangan, lanjut Andri, sebenarnya sangat membantu. Sebab beroperasionalnya sebuah bandara jelas harus ada penerbangan meskipun hanya satu. Walaupun hingga saat ini BIJB dan Citilink jelas belum mendapatkan untung sedikitnya.
Bagi Citilink misalnya, dalam satu keberangkatan pesawat dengan kapasitas kursi penumpang mencapai sekitar 180, guna menutup operasional dan meraih laba paling minimal okupansinya harus 60-70 persen. Saat keterisian penumpang di bawah itu, sudah bisa dipastikan maskapai yang bersangkutan akan nombok.
"Citilink ini anak perusahaan BUMN sedang berjuang bersama-sama," papar Arief.
Dengan kondisi hanya rute penerbangan Surabaya-Majalengka menggunakan maskapai Citilink, maka masyarakat yang ingin membeli tiket pesawat dengan rute yang sebelumnya sudah ada di BIJB sudah pasti tidak bisa untuk sementara.
Baca Juga: [Foto] Begini Suasana Sepinya Bandara BIJB Kertajati Majalengka
Baca Juga: Kembangkan e-Commerce, Pemprov Jabar akan Jadikan BIJB Bandara Kargo
Baca Juga: AP II Sebut Penerbangan Domestik di Bandara Husein Dipindah ke BIJB