TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Aksi Sosial Warga Bandung Jual Nasi Hanya Rp2.000 per Bungkus

Pandemik tidak menyurutkan warga untuk saling berbagi

Ismaya tengah membagikan nasi bungku Rp2.000 yang dibuat di warungnya, Jalan Natuna, Bandung, Senin (31/5/2021). IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Perekonomian masyarakat yang ambruk karena pandemik COVID-19, nyatanya tidak menyurutkan berbagai aksi sosial. Di tengah susahnya mencari uang karena wabah ini, ternyata masih banyak warga yang rela merogok kocek untuk berbagi kepada sesama.

Salah satunya dilakukan Ismaya Safitri. Seorang penjual makanan ini membuat program Nasi Bungkus Rp2.000 untuk dijual kepada mereka yang ekonominya kurang beruntung. Lima hari dalam sepekan, kecuali Sabtu dan Minggu, Ismaya membuka warungnya, yang berada di Jalan Natuna, Bandung, untuk menjual nasi seharga Rp2.000.

Dia bercerita, keinginan untuk berbagai bersama orang tak terlepas dari kenangan masa lalu di mana dia sempat berkuliah di Jakarta ketika hamil besar, dan tak punya uang untuk makan. Saat berjalan tak tentu arah ada seseorang yang mengajaknya untuk makan. Dari situ Ismaya kemudian terinspirasi

"Itu jadi inspirasi saja untuk ikut berbagi," kata Ismaya, Senin (31/5/2021).

1. Nasi dijual agar pembeli lebih menghargai makanan

Seorang warga mendapat bantuan nasi bungkus Rp2.000. IDN Times/Istimewa

Meski program ini merupakan aksi sosial, Ismaya tidak serta merta menggratiskan nasi yang dibuat. Dengan nominal miring Rp2.000 pembeli dididik agar lebih menghargai makanan tersebut.

Artinya, ketika mereka ingin makan meski dengan masakan yang murah harus tetap bekerja dan menghasilkan uang. Ketika makanan ini digatiskan, Ismaya takut nasinya justru dibuang begitu saja.

"Kalau membayar kan mereka jadi membeli walaupun hanya Rp2.000. Walaupun kadang ada juga yang saya gratiskan atau lebihkan," kata Ismaya.

Selama ini para pembelinya bervariasi mulai dari pedagang asongan, pedagang coet, ojek online, pedagang kaki lima, hingga tukang sampah.

Untuk isian nasi setiap harinya berbeda-beda. Namun dia menekankan agar ada sayuran dan lauk-pauk lain. Untuk hari ini Ismaya membuat nasi dengan isian bihun, tempe orek, dan bakwan.

2. Buat 350 bungkus nasi setiap hari

Pekerja tengah membungkus nasi yang dijual murah. IDN Times/Istimewa

Dibantu tiga pekerja, dalam sehari warung ini bisa membuat maksimal 350 bungkus. Meski demikian, kadang pembuatan nasi kurang dari itu tergantung dana yang ada.

Selama ini Ismaya selain membantu secara pribadi, juga dibantu teman-temannya yang memberikan donasi untuk program tersebut. Sejauh ini donatur masih berasal dari teman dekat, belum ada dari pihak lain.

Dia berharap dengan banyaknya informasi di media sosial maupun media mainstream bisa memperbanyak donasi yang masuk. Dengan itu jumlah nasi bungkus untuk mereka yang membutuhkan bisa diperbanyak.

"Harapan ke depan saya ingin bikin yayasan lebih serius dan tidak hanya membantu nasi bungkus saja. Saya ingin bikin masjid, membantu anak yang tidak bisa sekolah, mereka yang susah berobat, hingga yang tidak punya tempat tinggal," ujarnya.

Baca Juga: Libur Lebaran Usai, Objek Wisata di Bandung Buka Kembali Mulai Besok!

Baca Juga: Mulai Hari Ini Warga di Bandung Tidak Bisa Merokok Sembarang

Berita Terkini Lainnya