Terasingkan, Derita Warga Belakang Flyover Simpang Padalarang
Warga sulit akses dan ekonomi mandek
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Flyover Simpang Padalarang baru saja diresmikan dua hari lalu. Jembatan layang ini merupakan jembatan layang pertama di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang diklaim bisa mengurai kepadatan kendaraan di Padalarang.
Proyek flyover ini didanai sepenuhnya menggunakan anggaran corporate social responsibility (CSR) PT. Bela Putra Intiland dengan nilai proyek lebih dari Rp100 miliar. Pengembang perumaha elite Kota Baru Parahyangan ini merampungkan proyek flyover selama 9 bulan lamanya.
Flyover pertama di Padalarang ini menghubungkan Exit Tol Padalarang ke kawasan Kota Baru Parahyangan dengan panjang mencapai 340 meter dan lebar 17 meter.
1. Warga kebingungan akses masuk
Kegagahan jembatan layang yang membentang dari gerbang Tol Padalarang ke hunian elite Kota Baru Parahyangan ini tidak sepenuhnya diterima masyarakat. Warga di pemukiman belakang flyover tepatnya di Kampung Cibeloy, RT 02/RW 09, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, justru merasa terasingkan.
Warga kebingungan untuk masuk ke pemukiman. Jalan yang biasa digunakan warga saat ini hanya ada satu akses keluar. Sementara untuk masuk ke pemukiman, warga terpaksa harus melawan arus atau terpaksa menyingkirkan pembatas jalan.
"Ya terdampak. Sekarang cuma punya satu akses, buat keluar doang. Soalnya cuma satu arah, kalau dulu kan ada beberapa jalan. Terus bisa nyeberang gampang, kalau sekarang enggak bisa," kata Anengsih saat ditemui, Senin (29/11/2021).
Baca Juga: Proyek Flyover Padalarang Bikin Macet, Dishub Minta Warga Sabar
Baca Juga: Bangun Flyover, Lalu Lintas di Padalarang Direkayasa
Baca Juga: Banyak Bangunan Sejarah, Padalarang Bakal Jadi Kota Tua Bandung Barat