Cuaca Ekstrem, Petani Garam di Karawang Alih Fungsi Lahan Jadi Tambak
Harga garam turun meskipun bisa produksi saat musim kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karawang, IDN Times - Para petani garam di Kabupaten Karawang mengalihfungsikan lahan mereka menjadi tambak ikan. Mereka mengeluhkan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini hingga menyebabkan proses produksi garam terganggu sehingga hasilnya tidak maksimal.
Kondisi itu diakui Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Abuh Bukhori. Menurutnya, proses pembuatan garam di wilayah pesisir utara daerahnya sangat bergantung pada kondisi cuaca yang panas dan berangin.
“Garam hanya bisa diproduksi saat musim kemarau, karena proses pembuatannya memanfaatkan air laut kemudian panas matahari dan angin,” kata Abuh seperti dilaporkan oleh Dinas Komunikasi Informasi Kabupaten Karawang, Rabu (11/1/2023).
1. Harga garam turun meskipun bisa diproduksi saat kemarau
Abuh mengatakan, kondisi cuaca di wilayah pesisir belakangan ini memang kerap diguyur hujan lebat. Sedangkan, para petani membutuhkan sinar matahari yang panas dalam rentang waktu tertentu untuk membentuk kristal garam dari air laut yang mereka jemur di lahan terbuka.
Kondisi cuaca sebenarnya bukan masalah satu-satunya yang dihadapi para petani garam. Abuh mengakui harga garam buatan para petani saat ini juga mengalami penurunan. “Meskipun pada saat cuaca kemarau, harga garam sedang mengalami penurunan,” katanya.
Baca Juga: RSUD Karawang Wajibkan Nakes Kuasai Bahasa Isyarat Tunarungu
Baca Juga: BBM Bercampur Air Viral di Karawang, Pertamina Salahkan Hujan
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Picu Kematian Puluhan Ton Ikan di Waduk Jatiluhur