TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cuaca Ekstrem, Petani Garam di Karawang Alih Fungsi Lahan Jadi Tambak

Harga garam turun meskipun bisa produksi saat musim kemarau

Ilustrasi Petani garam. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Karawang, IDN Times - Para petani garam di Kabupaten Karawang mengalihfungsikan lahan mereka menjadi tambak ikan. Mereka mengeluhkan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini hingga menyebabkan proses produksi garam terganggu sehingga hasilnya tidak maksimal.

Kondisi itu diakui Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Abuh Bukhori. Menurutnya, proses pembuatan garam di wilayah pesisir utara daerahnya sangat bergantung pada kondisi cuaca yang panas dan berangin.

“Garam hanya bisa diproduksi saat musim kemarau, karena proses pembuatannya memanfaatkan air laut kemudian panas matahari dan angin,” kata Abuh seperti dilaporkan oleh Dinas Komunikasi Informasi Kabupaten Karawang, Rabu (11/1/2023).

1. Harga garam turun meskipun bisa diproduksi saat kemarau

Ilustrasi garam kasar (pixabay.com/Logga Wiggler)

Abuh mengatakan, kondisi cuaca di wilayah pesisir belakangan ini memang kerap diguyur hujan lebat. Sedangkan, para petani membutuhkan sinar matahari yang panas dalam rentang waktu tertentu untuk membentuk kristal garam dari air laut yang mereka jemur di lahan terbuka.

Kondisi cuaca sebenarnya bukan masalah satu-satunya yang dihadapi para petani garam. Abuh mengakui harga garam buatan para petani saat ini juga mengalami penurunan. “Meskipun pada saat cuaca kemarau, harga garam sedang mengalami penurunan,” katanya.

2. Petani garam memilih membudidayakan bandeng

Foto tambak bandeng warga di Desa Belo Kabupaten Bima yang mulai digenangi rob.(Juliadin/IDN Times)

Dengan berbagai kendala tersebut, banyak petani garam yang akhirnya memilih beralih profesi menjadi petambak ikan. Pada umumnya, mereka memilih ikan bandeng untuk dibudidayakan di lahan tersebut.

“Ketika harga garam saat musim kemarau pun para petani tidak produksi, tambak garam dijadikan untuk budidaya ikan bandeng,” ujar Abuh. Namun, ia tidak merinci penurunan harga garam dan jumlah lahan yang beralih fungsi menjadi tambak ikan saat ini.

Baca Juga: RSUD Karawang Wajibkan Nakes Kuasai Bahasa Isyarat Tunarungu

Baca Juga: BBM Bercampur Air Viral di Karawang, Pertamina Salahkan Hujan

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Picu Kematian Puluhan Ton Ikan di Waduk Jatiluhur

Berita Terkini Lainnya