Penjualan Buku Digital Meningkat, tapi Belum Geser Dominasi Buku Cetak

Meski terdampak pandemi, toko buku baru justru bermunculan

Purwakarta, IDN Times - Penjualan buku cetak atau fisik mengalami penurunan pada masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Namun, penjualan buku cetak di Indonesia ternyata belum tersaingi oleh buku digital.

Penjualan buku-buku fisik di pertokoan bahkan masih memiliki peluang yang cukup tinggi. Tak heran, masih ada perusahaan penerbit dan penjual buku-buku fisik yang mengembangkan bisnis dengan membuka gerai atau toko cabang di daerah.

1. Penjualan buku mengalami penurunan

Penjualan Buku Digital Meningkat, tapi Belum Geser Dominasi Buku CetakIlustrasi Toko Buku (Book Store) (IDN Times/Anata)

Penurunan penjualan buku di toko-toko buku cetak diakui General Manajer Marketing PT Gramedia Asri Media Yola Putriyanie. "Penurunannya sekitar 20 persen selama pandemi ini," katanya, saat ditemui di Kabupaten Purwakarta, akhir pekan lalu.

Namun, penurunan itu tidak memengaruhi operasional perusahaannya. Bahkan, mereka nyatanya bisa membuka toko buku baru di daerah seperti Kabupaten Purwakarta.

2. Potensi buku fisik masih tinggi peminat

Penjualan Buku Digital Meningkat, tapi Belum Geser Dominasi Buku CetakIlustrasi Membaca (IDN Times/Shemi)

Yola menilai minat masyarakat Indonesia cenderung lebih banyak ke buku-buku fisik. "Buku fisik itu minatnya masih tinggi di masyarakat Indonesia," katanya, seusai pembukaan toko baru mereka di Kabupaten Purwakarta.

Daripada membeli lewat toko daring, masyarakat di daerah tersebut justru lebih memilih membeli buku fisik secara langsung ke toko-toko buku di luar daerah. Sebelumnya, masyarakat Purwakarta biasanya akan pergi ke Kabupaten Karawang atau Kota Bandung.

 

3. Pembukaan toko baru di tengah pandemi

Penjualan Buku Digital Meningkat, tapi Belum Geser Dominasi Buku CetakPexels

Perusahaan tersebut akhirnya membuka cabang di Kabupaten Purwakarta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Toko yang berlokasi di Jalan Veteran Kelurahan Nagrikaler Kecamatan Purwakarta itu menjadi yang toko ke-119 di 54 daerah se-Indonesia.

Toko buku baru di Purwakarta itu menyajikan lebih dari 5.000 judul buku dan berbagai keperluan pendidikan, kesehatan, hingga olahraga. Mulai dari alat tulis, alat olahraga raga hingga alat-alat elektronik pun terdapat di sana.

Yola mengakui toko tersebut cukup kecil dan fasilitasnya terbatas dibandingkan toko di kota besar. "Untuk target penjualan kami belum mematok terlalu tinggi. Yang terpenting kami hadir dulu di Purwakarta," ujarnya menegaskan.

4. Buku digital masih minim peminat

Penjualan Buku Digital Meningkat, tapi Belum Geser Dominasi Buku Cetakpexels.com/perfecto-capucine

Buku-buku fisik di toko-toko buku yang ada di daerah bisa dibilang masih terbatas. Situasi itu sebenarnya bisa diantisipasi dengan membeli buku digital.

Namun, penjualan buku digital di Indonesia ternyata juga masih rendah. "Untuk buku digital belum ada lima persen (penjualannya dari total penjualan buku di perusahaannya). Jadi masih (buku) fisik sebagai besarnya," kata Yola.

5. Disambut antusias oleh masyarakat

Penjualan Buku Digital Meningkat, tapi Belum Geser Dominasi Buku CetakBaca buku bisa dilakukan saat berlibur (IDN Times/Umi Kalsum)

Kehadiran toko buku baru di Purwakarta itu disambut antusias oleh masyarakat lokal. Salah seorang pengunjung yang datang saat pembukaan di antaranya adalah Rival Nur Alamsyah (17 tahun).

"Yang paling dicari oleh pelajar itu buku novel kemudian buku-buku pelajaran," kata Rival saat ditemui di lokasi pembukaan toko buku terdekat. Selama ini, ia hanya bisa meminjam buku milik temannya karena tidak bisa membeli ke luar daerahnya.

Siswa XI IPA 4 di SMA Negeri 3 Purwakarta itu menilai minat baca generasi muda khususnya siswa-siswi di sekolahnya cukup tinggi. Mereka diakui sangat menggemari cerita-cerita fiksi di buku novel.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya