Ekspor Stabil, Industri Rotan Cirebon Kembali Menguat

Cirebon, IDN Times - Industri rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus menunjukkan pertumbuhan dalam lima tahun terakhir. Data terbaru menunjukkan adanya peningkatan investasi dan kapasitas produksi di sektor ini, menandakan optimisme pelaku usaha di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.
1. Sempat terpuruk akibat pandemi

Peningkatan investasi ini menunjukkan industri rotan di Cirebon tetap menarik bagi para investor, baik lokal maupun nasional. Meski industri ini sempat mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi global, kepercayaan investor terhadap sektor ini tetap kuat.
Faktor utama yang mendukung pertumbuhan ini antara lain permintaan ekspor yang masih stabil, inovasi produk, serta dukungan dari pemerintah daerah.
Namun, di sisi lain, kapasitas produksi industri rotan di Kabupaten Cirebon mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir.
Pada 2020, produksi rotan di daerah ini tercatat sebesar 185.862 ton. Angka tersebut turun cukup drastis pada 2021 menjadi 118.278 ton.
Penurunan ini diduga terjadi akibat dampak pandemi yang menghambat operasional pabrik serta terganggunya rantai pasok bahan baku dan distribusi produk.
Meski demikian, kapasitas produksi kembali mengalami kenaikan pada 2022 dengan catatan produksi sebesar 120.052 ton. Tren positif ini terus berlanjut dengan peningkatan produksi menjadi 121.853 ton pada 2023, dan mencapai 123.681 ton pada 2024.
2. Kejayaan industri rotan akan kembali
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi mengatakan, industri rotan di Cirebon masih memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Menurutnya, pertumbuhan investasi dalam lima tahun terakhir menunjukkan sektor ini masih memiliki daya tarik tinggi.
Tantangan utama yang dihadapi industri rotan saat ini adalah ketersediaan bahan baku dan daya saing produk. "
"Kami akan memastikan pasokan bahan baku tetap stabil. Selain itu, inovasi dalam desain dan teknologi produksi juga penting agar kita bisa bersaing di pasar global," kata Imron, Selasa (4/3/2025).
Salah satu pelaku usaha rotan di Cirebon, Maman mengatakan, permintaan produk rotan memang mengalami pasang surut, terutama di masa pandemi.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan mulai kembali stabil, terutama dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
"Kami melihat ada peningkatan permintaan, terutama untuk produk-produk berbasis keberlanjutan. Banyak pembeli asing yang mencari produk rotan ramah lingkungan dengan desain modern," kata Maman.
3. Harus bersaing dengan produk impor

Menurutnya, tantangan terbesar bagi industri rotan saat ini adalah persaingan dengan produk-produk serupa dari negara lain, terutama Vietnam dan China.
"Produk rotan dari negara lain sering kali lebih murah karena mereka memiliki efisiensi produksi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kami harus terus berinovasi agar produk kita tetap memiliki nilai lebih," ujarnya.
Maman menekankan pentingnya inovasi dalam industri rotan agar bisa terus bersaing, terutama di pasar global. Dengan pertumbuhan investasi yang terus meningkat serta kapasitas produksi mulai kembali naik, industri rotan di Kabupaten Cirebon memiliki prospek cerah untuk tahun-tahun mendatang.