Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Pria Sering Sulit Ekspresikan Perasaan? Ini Jawabannya!

ilustrasi pria berpenampilan stylish (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pria berpenampilan stylish (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Pola asuh yang membentuk cara mereka mengenal emosiBanyak pria tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan mereka untuk “kuat” dan tidak menunjukkan kesedihan, takut, atau rapuh. Mereka tumbuh tanpa terbiasa menamai atau mengungkapkan perasaan.
  • Tekanan sosial yang menuntut mereka selalu tampil kuatMasyarakat masih memiliki standar tinggi terhadap pria: harus tangguh, logis, dan tidak cengeng. Ekspektasi sosial ini membuat pria takut terlihat lemah di depan orang lain.
  • Kesulitan mengenali bahasa emosi dengan jelasTidak semua pria memiliki kosakata emosional yang cukup untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan. Keterbatasan ini membuat mereka lebih
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang menganggap pria itu cuek dan kurang peka, padahal kenyataannya lebih kompleks dari itu. Tidak semua pria terbiasa mengutarakan apa yang mereka rasakan, bahkan ketika emosi itu cukup kuat.

Kesulitan ini sering kali bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena ada faktor yang membentuk pola komunikasi emosional mereka sejak kecil.

Pemahaman tentang perasaan juga tidak tumbuh begitu saja. Lingkungan, cara dibesarkan, dan ekspektasi sosial memiliki peran besar dalam cara pria menunjukkan emosi. Beberapa bahkan tumbuh dengan keyakinan bahwa menunjukkan perasaan adalah tanda kelemahan, sehingga mereka memilih menyimpannya sendiri.

Di sisi lain, banyak pria sebenarnya ingin lebih ekspresif, namun tidak punya bahasa emosional yang cukup untuk mengutarakannya. Ketidaktahuan inilah yang lalu memunculkan kesan seolah-olah mereka tidak peduli, padahal situasinya jauh lebih rumit.

Untuk memahami alasan di balik kesulitan ini, berikut tiga faktor utama yang memengaruhi cara pria mengekspresikan perasaannya. 

1. Pola asuh yang membentuk cara mereka mengenal emosi

Ilustrasi pria makan salad (freepik.com/freepik)
Ilustrasi pria makan salad (freepik.com/freepik)

Banyak pria tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan mereka untuk “kuat” dan tidak menunjukkan kesedihan, takut, atau rapuh. Sejak kecil mereka mendengar kalimat seperti “laki-laki jangan nangis”, yang akhirnya membuat mereka belajar menahan emosi.

Akibatnya, mereka tumbuh tanpa terbiasa menamai atau mengungkapkan perasaan. Kebiasaan ini terbawa hingga dewasa dan membuat mereka cenderung diam ketika sedang tertekan.

Kalau mereka terlihat menjauh atau tiba-tiba dingin, itu bukan karena tidak peduli, tetapi karena belum terbiasa berbicara lewat kata-kata.

2. Tekanan sosial yang menuntut mereka selalu tampil kuat

ilustrasi pria belajar (unsplash.com/岁月 如歌)
ilustrasi pria belajar (unsplash.com/岁月 如歌)

Masyarakat masih memiliki standar tinggi terhadap pria: harus tangguh, logis, dan tidak cengeng. Ekspektasi sosial ini membuat pria takut terlihat lemah di depan orang lain, termasuk pasangan atau teman dekat.

Karena khawatir dihakimi, mereka memilih mengekspresikan perasaan melalui tindakan, bukan ucapan. Inilah sebabnya ada pria yang lebih memilih membantu secara diam-diam dibanding mengatakan “aku sayang kamu”.

Tekanan untuk terlihat kuat juga membuat banyak pria menyimpan stres sendiri, sehingga semakin sulit memahami apa yang mereka rasakan.

3. Kesulitan mengenali bahasa emosi dengan jelas

ilustrasi pria melakukan grounding (unsplash.com/Anthony Tori)
ilustrasi pria melakukan grounding (unsplash.com/Anthony Tori)

Tidak semua pria memiliki kosakata emosional yang cukup untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan. Mereka tahu sedang kesal atau sedih, tetapi bingung cara menyampaikannya.

Keterbatasan ini membuat mereka lebih memilih diam atau menarik diri, daripada berbicara dan merasa salah ucap. Kadang mereka butuh waktu untuk merapikan pikiran sebelum akhirnya bisa bercerita.

Dengan dukungan yang tidak menghakimi, pria bisa belajar mengekspresikan emosi dengan lebih terbuka dan sehat.

Jika kamu pernah merasa pasangan, teman, atau saudaramu sulit terbuka, ingatlah bahwa banyak pria membutuhkan ruang aman untuk berlatih mengekspresikan perasaan.

Kesabaran dan komunikasi yang lembut bisa membuat mereka perlahan lebih nyaman membuka diri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest Life Jawa Barat

See More

Tips Grooming Harian untuk Pria Biar Tetap Rapi dan Pede

04 Des 2025, 18:00 WIBLife