Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Mempersiapkan Anak Hadapi Situasi Darurat

ilustrasi menyiapkan kotak darurat jika terjadi bencana (pexels.com/Roger Brown)
ilustrasi menyiapkan kotak darurat jika terjadi bencana (pexels.com/Roger Brown)
Intinya sih...
  • Anak-anak perlu dipersiapkan menghadapi situasi darurat dengan edukasi yang tepat dan pendekatan sesuai usia
  • Ajarkan pengenalan bahaya, cara bereaksi dengan tenang, dan biasakan latihan darurat lewat simulasi sederhana
  • Bekali anak dengan informasi dasar, nomor telepon darurat, serta tas darurat berisi barang-barang penting untuk keadaan darurat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bencana alam, kecelakaan, hingga kondisi darurat sehari-hari bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Anak-anak termasuk kelompok paling rentan karena belum sepenuhnya memahami risiko dan cara menyelamatkan diri.

Itulah sebabnya, orangtua memiliki peran penting dalam membekali anak dengan kesiapsiagaan sejak dini.

Mempersiapkan anak menghadapi situasi darurat bukan berarti menakut-takuti mereka. Justru sebaliknya, edukasi yang tepat dapat membantu anak merasa lebih aman, percaya diri, dan tahu apa yang harus dilakukan saat kondisi tak terduga terjadi.

Pendekatan yang digunakan pun perlu disesuaikan dengan usia anak. Semakin sederhana, visual, dan dilakukan lewat kebiasaan sehari-hari, semakin mudah anak memahami dan mengingatnya.

Berikut beberapa langkah penting yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak siap menghadapi situasi darurat dengan tenang dan aman.

 

1. Ajarkan pengenalan bahaya dan cara bereaksi dengan tenang

ilustrasi bencana alam (pexels.com/Wilson Malone)
ilustrasi bencana alam (pexels.com/Wilson Malone)

Langkah awal adalah mengenalkan jenis-jenis situasi darurat yang mungkin terjadi, seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, atau tersesat di tempat umum. Gunakan bahasa sederhana dan contoh yang dekat dengan keseharian anak agar mudah dipahami.

Selain mengenali bahaya, anak juga perlu diajarkan cara bereaksi dengan tenang. Misalnya, tidak panik, mendengarkan instruksi orang dewasa, dan mencari tempat aman. Ketika anak tahu apa yang harus dilakukan, risiko panik berlebihan bisa diminimalkan.

Orangtua bisa menggunakan cerita, gambar, atau video edukatif sebagai media pembelajaran agar anak tidak merasa tertekan saat menerima informasi tersebut.

2. Biasakan latihan darurat lewat simulasi sederhana

Ilustrasi bencana longsor. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi bencana longsor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Simulasi atau latihan darurat sangat membantu anak memahami teori ke dalam praktik. Contohnya, latihan keluar rumah saat terjadi kebakaran, berlindung di bawah meja saat gempa, atau berkumpul di titik aman yang sudah ditentukan.

Latihan ini sebaiknya dilakukan secara berkala dan dibuat seperti permainan agar anak tidak merasa takut. Dengan begitu, respons anak akan menjadi lebih refleks saat menghadapi kondisi sebenarnya.

Libatkan seluruh anggota keluarga dalam simulasi agar anak merasa didukung dan memahami bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.

3. Bekali anak dengan informasi dan alat penting

Ilustrasi bencana (Foto: IDN Times)
Ilustrasi bencana (Foto: IDN Times)

Pastikan anak mengenal informasi dasar seperti nama lengkap orang tua, alamat rumah, serta nomor telepon darurat. Untuk anak yang sudah lebih besar, ajarkan cara menggunakan telepon untuk meminta bantuan saat diperlukan.

Selain itu, kenalkan anak pada tas darurat berisi barang-barang penting seperti air minum, makanan ringan, obat-obatan dasar, dan senter. Biarkan anak tahu isi dan fungsi tas tersebut agar mereka paham kegunaannya.

Yang terpenting, tanamkan pada anak bahwa meminta bantuan bukanlah hal yang memalukan. Mereka perlu tahu kepada siapa harus meminta pertolongan ketika berada dalam situasi berbahaya.

Mempersiapkan anak menghadapi situasi darurat adalah investasi jangka panjang bagi keselamatan mereka. Dengan edukasi yang tepat, latihan rutin, dan komunikasi terbuka, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan siap menghadapi kondisi tak terduga.

Kesiapsiagaan bukan soal menebak bahaya, tapi tentang membekali anak agar selalu punya langkah saat keadaan berubah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest Life Jawa Barat

See More

Cara Mempersiapkan Anak Hadapi Situasi Darurat

15 Des 2025, 14:33 WIBLife