Lima Sajian Legendaris Kuningan dengan Cita Rasa Asli, Wajib Coba!

- Hucap Hucap, hidangan klasik tahu kecap dengan bumbu kacang kental
- Nasi Kasreng, nasi putih dengan lauk sederhana di atas daun pisang
- Rujak Kangkung, kangkung rebus disiram bumbu rujak pedas dan manis
Kuningan, IDN Times - Kabupaten Kuningan di Jawa Barat bukan hanya dikenal karena alam pegunungan sejuk, tetapi juga memiliki beragam kuliner tradisional yang masih bertahan di tengah arus modernisasi.
Dari menu berat hingga jajanan ringan, kuliner Kuningan menyimpan cita rasa khas yang sulit ditemukan di daerah lain. Berikut lima rekomendasi kuliner terbaik dengan karakter rasa berbeda yang banyak dicari wisatawan.
1. Hucap

Hucap merupakan singkatan dari tahu kecap, hidangan klasik yang telah menjadi ikon kuliner Kuningan selama puluhan tahun.
Menu ini terdiri dari potongan tahu goreng yang disajikan bersama ketupat atau lontong, lalu disiram bumbu kacang kental yang dicampur kecap manis khas daerah setempat.
Kombinasi rasa gurih, manis, dan sedikit pedas membuat makanan ini digemari berbagai kalangan, baik warga lokal maupun wisatawan.
Salah satu tempat terkenal yang menyajikan hucap adalah Hucap Ma Iroh di Jalan Dewi Sartika, Kuningan. Kedai sederhana ini selalu ramai sejak pagi, terutama pada akhir pekan.
Pengunjung biasa memesan seporsi hucap dengan tambahan sambal kacang ekstra untuk memperkuat cita rasa pedasnya. Meskipun tampilannya sederhana, rasa hucap memiliki keunikan tersendiri dibanding versi serupa di daerah lain seperti Cirebon atau Bandung.
Hucap tidak hanya berfungsi sebagai santapan, tetapi juga simbol kuliner keseharian warga Kuningan.
Banyak penjual yang mempertahankan resep turun-temurun tanpa modifikasi rasa. Hal itu menjadi kekuatan utama hidangan ini di tengah tren kuliner modern yang terus berubah.
Wisatawan yang baru pertama kali mencoba disarankan datang pagi hari karena beberapa warung sudah habis sebelum siang. Harga seporsinya berkisar antara Rp10.000–15.000, menjadikannya pilihan hemat namun autentik.
2. Nasi Kasreng

Nasi kasreng menjadi pilihan tepat bagi pengunjung yang mencari menu makan siang khas pedesaan. Hidangan ini berupa nasi putih lengkap dengan lauk sederhana seperti ikan paray goreng, sambal, tahu-tempe, dan lalapan segar.
Meski sederhana, nasi kasreng menyajikan rasa gurih dan aroma khas yang kuat karena disajikan di atas daun pisang.
Warung nasi kasreng banyak ditemukan di kawasan wisata alam seperti Linggarjati atau di sepanjang jalur menuju Desa Sangkanhurip.
Para penjual biasanya menggunakan peralatan tradisional seperti tungku kayu bakar, yang memberi aroma tambahan pada lauknya.
Suasana pedesaan yang masih alami membuat pengalaman menyantap nasi kasreng semakin berkesan.
Keistimewaan nasi kasreng terletak pada kesegaran bahan dan cara penyajiannya yang cepat. Tidak ada konsep modernisasi di sini—semuanya sederhana, apa adanya, dan penuh cita rasa tradisional.
Menu ini menjadi bukti makanan enak tidak selalu bergantung pada bahan mahal.
Bagi wisatawan, menikmati nasi kasreng juga menjadi cara merasakan langsung budaya makan masyarakat Kuningan yang identik dengan kesederhanaan. Satu porsi lengkap dibanderol sekitar Rp20.000–25.000, tergantung lauk pilihan.
3. Rujak kangkung

Tidak banyak daerah di Indonesia memiliki rujak berbahan dasar sayur hijau, namun Kuningan menjadikannya identitas tersendiri melalui Rujak Kangkung.
Hidangan ini menggunakan kangkung rebus segar yang disiram bumbu rujak pedas, manis, dan sedikit asam. Tekstur kangkung yang renyah berpadu dengan sambal kacang yang kuat, menciptakan sensasi unik di lidah.
Warung paling terkenal adalah Rujak Kangkung Ibu Hj Deni di Jalan R.E. Martadinata, Ciporang.
Setiap hari, puluhan pelanggan datang untuk menikmati sepiring rujak dadakan dengan tambahan gorengan. Meski menu sederhana, rasa pedasnya yang khas menjadi daya tarik utama.
Popularitas rujak kangkung meningkat karena dianggap sebagai pilihan ringan yang menyehatkan. Tidak mengandung daging atau bahan berlemak, makanan ini cocok bagi pengunjung yang ingin kuliner segar di tengah udara panas.
Selain itu, rujak kangkung sering menjadi menu wajib dalam acara keluarga atau arisan warga. Rasanya yang seimbang antara pedas dan manis membuatnya cocok di berbagai suasana.
Harga per porsi berkisar Rp10.000–12.000. Makanan ini juga mudah dibawa pulang, namun disarankan disantap langsung agar bumbunya tetap segar dan tidak meresap berlebihan.
4. Tahu lamping

Tahu Lamping, yang juga dikenal sebagai Tahu Kopeci, merupakan salah satu produk legendaris dari Kuningan. Dibuat dengan bahan utama kedelai pilihan, tahu ini memiliki tekstur lembut di dalam dan renyah di luar.
Rasa gurihnya khas karena proses pembuatannya masih menggunakan teknik tradisional tanpa bahan pengawet.
Pusat produksi tahu Lamping berada di kawasan Jalan Veteran, Kuningan. Di sini, wisatawan bisa menyaksikan langsung proses pembuatan tahu mulai dari perebusan kedelai hingga penggorengan.
Tahu biasanya dijual dalam kondisi matang atau setengah matang, memudahkan pembeli yang ingin membawanya sebagai oleh-oleh.
Keunggulan tahu Lamping adalah rasanya tetap nikmat meski dimakan tanpa sambal. Namun sebagian warga Kuningan menyajikannya bersama cabai rawit hijau sebagai pelengkap.
Kombinasi sederhana ini justru memperkuat cita rasa alami dari kedelai segar.
Sebagai oleh-oleh, tahu Lamping bertahan hingga dua hari jika disimpan dalam suhu ruang. Wisatawan biasanya membeli dalam jumlah besar untuk dibawa ke luar kota karena rasanya dianggap unik dan sulit ditiru.
5. Peuyeum Ketan

Sebagai hidangan penutup, peuyeum ketan menjadi pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Terbuat dari beras ketan putih yang difermentasi menggunakan ragi, peuyeum menghasilkan rasa manis sedikit asam dan aroma khas hasil proses alami.
Teksturnya lembut dan sering dijadikan camilan sore hari oleh warga setempat.
Peuyeum ketan mudah ditemukan di pasar tradisional atau toko oleh-oleh di kawasan Kuningan kota. Biasanya dijual dalam bungkusan daun pisang atau plastik kecil dengan harga sekitar Rp5.000 per bungkus.
Camilan ini bisa dimakan langsung atau dijadikan topping untuk es campur dan jajanan manis lainnya.
Keunikan peuyeum Kuningan terletak pada proses fermentasi yang lebih lama dibanding daerah lain. Hal itu menghasilkan aroma lebih kuat dan rasa yang lebih matang.
Karena itu, peuyeum ketan sering dijadikan buah tangan khas yang membedakan Kuningan dari daerah penghasil tape lain seperti Bandung atau Subang.
Selain aspek kuliner, peuyeum juga memiliki nilai budaya. Dalam beberapa tradisi lokal, peuyeum disajikan pada acara syukuran atau perayaan panen sebagai simbol keberkahan.
Produk sederhana ini menjadi penutup sempurna bagi wisatawan yang ingin mengenal cita rasa asli Kuningan.


















