Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Masalah Sampah, Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara

ilustrasi Gunung Gede Pangrango (unsplash.com/Ivan Samudra)
ilustrasi Gunung Gede Pangrango (unsplash.com/Ivan Samudra)
Intinya sih...
  • Perbaikan menuju “Zero Waste” pendakian gunung
  • Pendaki dapat refund atau ganti jadwal
  • Dukung pendakian yang bersih dan tanggung jawab
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sukabumi, IDN Times - Pendakian ke Gunung Gede dan Pangrango resmi ditutup sementara mulai 13 Oktober 2025. Keputusan ini dikeluarkan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) untuk melakukan evaluasi total terhadap sistem pendakian dan penanganan sampah di jalur wisata alam tersebut.

Gunung Gede Pangrango selama ini dikenal sebagai destinasi favorit para pendaki dari berbagai kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Sukabumi.

Keindahan hutan hujan tropis pegunungan, flora-fauna endemik, dan jalur yang mudah diakses membuat kawasan ini selalu ramai dikunjungi. Namun, tingginya minat pendaki justru menyisakan persoalan serius, terutama soal sampah dan daya dukung jalur pendakian.

1. Perbaikan menuju “Zero Waste” pendakian gunung

Surya Kencana, Gunung Gede (dok.pribadi)
Surya Kencana, Gunung Gede (dok.pribadi)

Kepala Balai Besar TNGGP, Ir. Arief Mahmud menyampaikan bahwa penutupan ini menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola pendakian secara menyeluruh. Tujuan akhirnya adalah mewujudkan “Zero Waste Wisata Pendakian Gunung di TNGGP Tahun 2025.”

"Ada tiga langkah besar yang akan dilakukan selama masa penutupan ini, pertama aksi Bersih Gunung yang melibatkan petugas, komunitas, akademisi, pelaku usaha outdoor, hingga penyelenggara hiking untuk mengangkut, memilah, dan mengolah sampah yang tersisa di jalur pendakian," kata Arief saat dikonfirmasi IDN Times, Minggu (12/10/2025).

Kemudian perbaikan tata kelola mulai dari peninjauan prosedur izin, penataan basecamp, peningkatan sarana dasar, hingga integrasi sistem pengawasan berbasis digital lewat SIAP GEPANG.

Ketiga revitalisasi sistem pelayanan di mana penguatan kapasitas petugas lapangan, penyempurnaan data pendaki, dan edukasi 'Pendaki Cerdas' yang menekankan kepedulian terhadap alam.

2. Pendaki dapat refund atau ganti jadwal

Ilustrasi pendaki gunung (pixabay.com/zapCulture)
Ilustrasi pendaki gunung (pixabay.com/zapCulture)

Selama masa penutupan, semua jalur pendakian baik Cibodas, Gunung Putri, maupun Selabintana akan ditutup sepenuhnya.

"Bagi pendaki yang sudah memiliki tiket barcode dari sistem booking online pihak TNGGP akan mengirimkan informasi lanjutan melalui email terdaftar. Pendaki bisa memilih opsi refund atau reschedule (ganti jadwal pendakian)," ujarnya.

3. Dukung pendakian yang bersih dan tanggung jawab

Ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/JakeMelara)
Ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/JakeMelara)

Balai Besar TNGGP mengajak seluruh pendaki dan pihak terkait untuk mendukung langkah ini sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian alam. "Kami ingin pendakian di TNGGP ke depan menjadi contoh wisata gunung yang bersih dan berkelanjutan," sambungnya.

Dia menyebut, informasi lebih lanjut akan diumumkan melalui situs resmi dan kanal media sosial Balai Besar TNGGP setelah seluruh tahap perbaikan selesai dilakukan.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest Travel Jawa Barat

See More

Masalah Sampah, Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara

12 Okt 2025, 21:05 WIBTravel