Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tiga Surga Kolesterol di Cirebon yang Bikin Lupa Diet

Makanan Kolesterol Tinggi (steakschool.com)
Makanan Kolesterol Tinggi (steakschool.com)
Intinya sih...
  • Empal Gentong Haji Apud, kuliner ikonik dengan aroma santan dan rempah pekat.
  • Sentosa Live Seafood Market, restoran modern dengan pilihan hidangan laut segar dan pengalaman memilih bahan langsung.
  • Pedesan Entog Mas Nana, tempat ziarah bagi pencinta pedas dengan entog lokal yang dimasak dalam kuah pedas berwarna merah gelap.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Kota Cirebon tidak hanya dikenal dengan sejarah keraton dan batiknya, tetapi juga dengan deretan kuliner gurih berlemak yang menggoda iman para pencinta makanan berat.

Di balik aroma santan, daging empuk, dan bumbu pedas, tersimpan kisah cita rasa yang telah mengakar kuat di lidah warga maupun pelancong.

Bagi mereka yang tak takut sedikit menaikkan kadar kolesterol demi pengalaman rasa autentik, tiga tempat berikut wajib masuk daftar kunjungan. Berikut rekomendasinya;

1. Empal Gentong Haji Apud

Empal Gentong Haji Apud
Empal Gentong Haji Apud

Berlokasi di Battembat, Kecamatan Tengah, Tani, Kabupaten Cirebon, Empal Gentong Haji Apud menjadi ikon kuliner yang paling sering diserbu wisatawan.

Dari kejauhan, aroma daging yang direbus dengan santan dan rempah pekat sudah memancing selera. Kuah kekuningan yang hangat disajikan dalam gentong tanah liat, sementara potongan daging sapi dan jeroan meluncur lembut di lidah.

Setiap suapan seperti mengingatkan pada masa lampau, ketika empal gentong masih dimasak di tungku kayu dan disajikan untuk para bangsawan Cirebon.

Tidak hanya rasanya yang khas, tempat ini juga mempertahankan cara masak tradisional. Daging direbus berjam-jam agar seratnya lunak sempurna tanpa kehilangan tekstur.

Rempah seperti kunyit, kemiri, dan ketumbar diolah tanpa pengawet atau tambahan instan.

Keaslian rasa menjadi daya tarik utama, membuat pelanggan rela antre sejak pagi. Meski ramai, pelayanan tetap cekatan dan hangat — mencerminkan keramahan khas pesisir utara Jawa.

Bagi pecinta kuliner tinggi kolesterol, empal gentong ini bisa dibilang “perayaan rasa”. Namun bagi yang berhati-hati, sebaiknya nikmati dengan porsi kecil dan imbangi dengan segelas teh hangat tanpa gula.

2. Sentosa Live Seafood Market

ilustrasi seafood (freepik.com/jcomp)
ilustrasi seafood (freepik.com/jcomp)

Pindah ke pusat kota, di Jalan dr. Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, berdiri restoran modern bernama Sentosa Live Seafood Market.

Tempat ini menjadi destinasi utama bagi penggemar hidangan laut segar. Begitu masuk, pengunjung disambut akuarium raksasa berisi kepiting, udang, ikan kerapu, hingga kerang yang masih hidup.

Semua bahan bisa dipilih langsung sebelum dimasak sesuai selera — mulai dari saus tiram, lada hitam, hingga mentega bawang putih yang menggoda.

Sensasi makan di sini tidak hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman memilih dan menanti proses masak di dapur terbuka. Aroma wajan panas dan bunyi tumisan bawang putih membuat suasana semakin menggugah.

Setiap piring yang keluar tampak berkilau oleh saus gurih dan minyak, menjadikannya sajian sempurna. Harga menyesuaikan berat bahan, tapi sebanding dengan kesegaran dan kenikmatan yang didapat.

Keunggulan Sentosa bukan hanya pada variasi menunya, tetapi juga kebersihan dan suasananya yang modern. Interior bernuansa maritim dengan pencahayaan hangat menciptakan atmosfer elegan tanpa menghilangkan nuansa pesisir.

3. Pedesan Entog Mas Nana

ilustrasi pedasan entog khas Cirebon (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi pedasan entog khas Cirebon (pexels.com/Engin Akyurt)

Di Kecamatan Weru, sekira 30 menit dari pusat kota, ada satu tempat yang seolah menjadi “tempat ziarah” bagi pencinta pedas: Pedesan Entog Mas Nana Megu Gede.

Dari luar, tempat ini tampak sederhana, namun setiap hari antrean kendaraan tak pernah surut. Menu andalannya adalah entog — sejenis bebek lokal — yang dimasak dalam kuah pedas berwarna merah gelap dengan aroma rempah tajam.

Rasanya? Perpaduan antara gurih daging dan pedas yang perlahan membakar lidah, tapi justru membuat ketagihan.

Keistimewaan Pedesan Entog Mas Nana terletak pada cara memasaknya yang masih tradisional. Entog dimasak lama dalam panci besar bersama cabai, serai, jahe, dan daun salam hingga bumbu meresap sempurna.

Dagingnya lembut, sedikit berlemak, dengan rasa pedas yang menempel hingga gigitan terakhir. Tak sedikit pelanggan yang menyebut sensasi makan di sini sebagai “tantangan” karena pedasnya bisa membuat keringat bercucuran bahkan di cuaca sejuk.

Bagi pengunjung dari luar kota, tempat ini menawarkan pengalaman otentik yang sulit ditiru. Suasana warung yang sederhana, kursi kayu panjang, dan suara senda gurau pelanggan menciptakan kesan akrab.

Harga seporsi pedesan entog pun terjangkau, sekitar Rp30 ribuan. Namun satu hal yang pasti: meski kolesterol bisa naik, kepuasan rasa membuatnya sepadan. Seperti kata pepatah di sana, “pedasnya bikin panas, tapi rindunya tak pernah padam.”

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest Travel Jawa Barat

See More

Tiga Surga Kolesterol di Cirebon yang Bikin Lupa Diet

20 Okt 2025, 11:01 WIBTravel