Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rekrutmen Siswa Sekolah Rakyat di Bandung Sempat Diwarnai Penolakan

IMG_20250709_094845.jpg
Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Intinya sih...
  • Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung merekrut 100 calon murid baru untuk jenjang SMA.
  • Rekrutmen siswa menggunakan data DTSEN, namun beberapa keluarga menolak karena alasan ingin langsung bekerja.
  • Terdapat 13 Sekolah Rakyat di Jabar dengan total 1.353 murid yang siap beroperasi Juli 2025.

Bandung, IDN Times - Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung telah menjaring sebanyak seratus orang calon murid baru untuk angkatan pertama. Mereka nantinya akan menempuh sekolah jenjang SMA dengan tinggal di asrama selama tiga tahun sampai lulus.

Penjaringan para calon murid ini sendiri tidak sembarangan karena harus menggunakan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) di mana para siswa dengan kategori satu atau sering disebut keluarga miskin ekstrem lah yang berhak menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.

"Untuk merekrutnya kami bekerja sama dengan Dinas Sosial, yaitu dengan menggunakan para pendamping program Keluarga Harapan," ujar Koordinator Satgas Rekrutmen Siswa Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung, Lina Favourita Sutiaputri saat ditemui di Poltekesos Bandung, Rabu (9/7/2025).

1. Tidak semua keluarga miskin ekstrem mau belajar di Sekolah Rakyat

IMG-20250709-WA0024.jpg
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Meski informasi untuk merekrut para siswa sudah berdasarkan data yang ada, kenyataan di lapangan hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lina mengatakan, ada beberapa keluarga calon siswa yang menolak untuk menempuh pendidikan jenjang SMA di Sekolah Rakyat Bandung.

Kemensos dan juga Dinas Sosial sebelumnya sudah mensosialisasikan mengenai Sekolah Rakyat kepada para keluarga yang masuk dalam kategori miskin ekstrem ini. Namun, di lapangan diungkapkan Lina masih ada beberapa yang menolak.

"Tidak semua anak dari keluarga yang desil 1 (miskin ekstrem) itu bersedia gitu ya. Ada yang dalam perjalanannya mundur dan kemudian kami ya dari tim rekrutmen di Poltekkes juga turun ke lapangan untuk menguatkan motivasi mereka untuk mau ikut di dalam sekolah rakyat ini," katanya.

2. Sekolah Rakyat bukan untuk langsung bekerja

IMG_20250709_094814.jpg
Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Berdasarkan dari data yang didapatkannya, Lina mengatakan, keluarga menolak anaknya untuk bersekolah di Sekolah Rakyat ini ada berbagai macam alasan. Salah satunya ada yang mengaku ingin langsung bekerja saja. Menurutnya, hal itu memang berbeda dari tujuan Sekolah Rakyat itu sendiri.

"Tujuan dari penyelenggaraan sekolah rakyat ini setelah setelah lulus dari Sekolah Rakyat itu bukan untuk cepat-cepat bekerja, tetapi diharapkan mereka dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau universitas. Gitu tujuannya," jelasnya.

Lina menuturkan, Sekolah Rakyat dibangun untuk membuat Individu-individu yang unggul yang nantinya menjadi agen perubahan di dalam keluarganya itu sendiri.

"Asumsinya kan, kalau misalnya pendidikannya lebih tinggi nanti mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi, penghasilan yang lebih tinggi, yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Seperti itu kan programnya ya," kata dia.

3. Sekolah Rakyat Poltekesos Bandung punya seratus murid angkatan pertama

IMG_20250709_094658.jpg
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Meskipun begitu, Lina memastikan, saat ini sudah ada sebanyam 100 orang murid yang akan belajar di Sekolah Rakyat. Mereka nantinya akan dibagi dalam empat rombongan belajar (Rombel) atau empat kelas, dengan gurunya langsung dari sudah ditunjuk oleh Kementerian Sosial.

"Untuk jumlah rombelnya ya di Poltekkesos dari seratus orang itu menjadi empat rombel. Di mana setiap rombel ya atau rombongan belajar itu terdiri dari 25 orang siswa," katanya.

Berdasarkan data sementara yang ada di Pemprov Jabar, ada 13 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota, dan total muridnya mencapai 1.353 orang. Mereka merupakan siswa-siswi dari jenjang SD, SMP, SMA.

"Total sampai saat ini ada 1.353 orang siswa yang tersebar di 13 sekolah rakyat yang ada di wilayah Jabar," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Herman Suryatman melalui pesan WhatsApp, Rabu (2/7/2025).

Adapun 13 Sekolah Rakyat ini terdiri dari Sentra Galih Pakuan, di Kabupaten Bogor, Sentra Pangudi Luhur Kabupaten Bekasi, Sentra Inten Soepeno Kabupaten Bogor, Sentra Phalamarta Kabupaten Sukabumi, BPPKS Kemensos RI, dan Sentra Wyata Guna Kabupaten Bandung Barat.

Kemudian, ada Sekolah Rakyat di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Polteksos dan Sentra Wyata Guna Kota Bandung, BLK Sumedang, SMPN 18 Kota Cirebon, Sentra Abiyoso, Dinsos Jabar Kota Cimahi.

"Seluruh Sekolah Rakyat itu siap beroperasi Juli 2025 ini," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us