Profil dan Rekam Yusuf Saadudin, Dirut Baru Bank BJB

Bandung, IDN Times - Yusuf Saadudin resmi ditunjuk oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB). Penunjukannya dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di kantor pusat Bank BJB di Bandung, Rabu (16/4/2025).
Yusuf Saadudin bukan orang baru dalam jajaran perusahaan perbankan milik BUMD Provinsi Jawa Barat. Dia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB sejak 2024-2025.
Dia juga sebelumnya menjabat sebagai Plt Dirut menggantikan posisi Yuddy Renaldi yang mengundurkan diri karena tersandung masalah korupsi. Jabatan itu diemban sejak 11 Maret 2025.
1. Yusuf bukan orang baru di Bank BJB

Dilansir dari laman resmi Bank BJB, Yusuf Saadudin merupakan pria kelahiran Bandung tahun 1973. Dia menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntansi pada tahun 1999 dan program Magister Hukum Ekonomi dan Bisnis tahun 2015. Semua gelarnya didapatkan di kampus di Universitas Padjajaran (Unpad).
Yusuf tercatat berkarier di Bank BJB sejak 2019, di mana saat itu dia menjabat sebagai Pemimpin Divisi KPR dan KKB hingga tahun 2021. Kemudian, menjabat sebagai Pemimpin Divisi Kredit Konsumer hingga Juli 2024.
2. Janji penuhi keinginan Dedi Mulyadi

Jabatan selanjutnya, Yusuf dipercayai menjabat sebagai Direktur Konsumer dan Ritel Bank Bjb selama hampir satu tahun yakni pada 2024-2025. Hingga akhirnya kini dipercayai oleh Dedi Mulyadi sebagai Direktur Utama Bank BJB.
Setelah penunjukan ini, Yusuf memastikan akan menindaklanjuti beberapa catatan yang diberikan oleh Dedi Mulyadi dalam memajukan Bank BJB, salah satunya yaitu restrukturisasi. Di mana Dedi mengungkapkan agar ada pengurangan struktur pucuk jajaran perusahaan.
"Harapan-harapan dari Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur ini akan menjadi komitmen kami yang kuat untuk bisa memenuhi harapan-harapan supaya Bank BJB bisa lebih baik lagi dari sisi kinerja keuangan," katanya.
3. Bakal tutup anak cabang yang tidak berkontribusi

Disinggung soal beberapa kantor cabang yang tidak bekerja secara maksimal, Yusuf mengatakan, hal tersebut akan dianalisis terlebih dahulu. Dia menjelaskan akan bertindak untuk merespons hasil analisis tersebut.
"Tinggal kami laksanakan saja, dengan terlebih dahulu di analisis mana yang memang itu merugikan atau keuntungannya kecil bisa ditutup atau diturunkan kelasnya," kata dia.