Pendataan Corona dan DBD di Jabar Bakal Dihimpun Lewat Command Center

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) saat ini menjadi satu dari sekian provinsi yang memiliki command center. Tempat ini digunakan untuk menghimpun berbagai data dan informasi dari seluruh daerah yang ada di Jawa Barat.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Setiaji menuturkan, command center merupakan ruang khusus yang digunakan pemerintah provinsi untuk melihat dan mengolah apa yang dibutuhkan masyarakat. Bukan hanya terfokus di Kota Bandung saja, seluruh daerah nantinya bisa memberikan masukan dan informasi akurat terkait banyak hal yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Misalnya untuk saat ini, command center digunakan untuk menghimpun data terkait dengan penyebaran virus corona (COVID-19). Ini penting agar Pemprov Jabar tahu kondisi di daerah untuk kemudian bisa mengambil langkah berdasarkan data yang dihimpun.
"Karena memang kan data itu ada di daerah. Jadi kita sudah koordinasi dengan Pemda untuk melakukan pengecekan khususnya oleh dinas kesehatan. Kalau mau lihat data nanti bisa langsung ke command center," ujar Setiaji ditemui di Gedung Sate, Kamis (12/3).
1. Pemda sudah mengirimkan data krusial yang ada di daerah masing-masing

Sejak diluncurkan beberapa waktu lalu, lanjut Setiaji, pemerintah daerah (Pemda) sudah aktif mengirimkan berbagai data yang dianggap penting dan krusial. Data tersebut nantinya dihimpun untuk kemudian diolah kembali dan menjadi data terbaru setelah digabungkan dari daerah lainnya.
Di sisi lain, keberadaan command center pun bisa dipakai sebagai alat interaksi langsung antara kepala daerah kabupaten/kota denga gubernur. Dengan demikian, kepala daerah tidak harus berangkat jauh-jauh ke Bandung ketika ingin berdikusi atau memberikan infomasi khusus yang harus cepat ditanggapi.
"Tinggal dijadwal saja kapan maunya untuk bisa berkomunikasi langsung," kata dia.
2. Belum semua daerah miliki commad center

Selain di Gedung Sate, command center pun dibangun di sejumlah daerah lain di kabupaten/kota. Meski demikian tahun ini jumlahnya belum semua. Baru ada empat daerah yang mempunyai command center seperti Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Pangandaran, dan Kota Cimahi. Empat command center ini dibangun dengan anggaran Pemprov Jabar.
Sedangkan untuk command center yang ada di Gedung Sate anggaran yang harus dikeluarkan sekitar Rp7 miliar mulai dari pembangunan hingga peralatan canggih yang dipasang.
"Tahun ini akan kita bangun sembilan command center lagi sehingga akhir 2020 nanti diharap ada 13 command center," paparnya.
3. Commad center pun tengah mengumpulkan data terkait warga yang terdampak demam berdarah

Setiaji mengatakan, selain pengumpulan data COVID-19 yang tengah dilakukan, pihaknya juga sedang mengimbau pemda agar bisa memberikan perkembangan informasi terkait dengan demam berdarah dengue (DBD). Ini penting karena korban akibat DBD sekarang angkanya justru lebih banyak dibandingkan dengan virus corona.
"Kami juga memang akan mengumpulkan data ini (DBD). Cuman karena covid-19 sekarang sudah pendemik maka kita akan fokus ke sana tanpa melupakan DBD," papar Setiaji.
4. Semua data bisa masuk dan diolah di command center

Hal senada disamapikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Dia mengatakan bahwa command center bisa digunakan untuk menghimpun berbagai data termasuk dengan DBDH yang saat ini telah menimbulkan banyak korban meninggal dunia. Command center ini dibuat segeneral mungkin sehingga informasi apapun bisa masuk untuk kemudian diolah secara detail.
"Cuman karena corona ini hal baru makanya kita buat command center untuk menghimpun data itu dulu," ujarnya.
Meski demikian, Emil menyebut bahwa DBD bukan penyakit baru. Setiap dinas kesehatan di daerah sebenarnya memiliki standar operasional (SOP) untuk menangkal penyakit ini.
"Kalau mereka masih belepotan (kerja kurang bagus) ini nanti akan kita berikan keputusan," pungkasnya.