Pemusnahan Amunisi, Dedi Mulyadi Minta Jangan Libatkan Sipil

- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meminta agar warga sipil tidak lagi dilibatkan dalam proses peledakan amunisi kedaluwarsa yang dilakukan oleh TNI AD di Desa Sagara.
- Dedi menyampaikan, ke depan keterlibatan warga dalam proses pemusnahan akan menjadi perhatian khusus setelah 13 orang korban jiwa, sembilan di antaranya merupakan warga sipil.
- Pangdam III Siliwangi memastikan bahwa jajarannya masih melakukan investigasi untuk mengetahui secara detail penyebab kejadian ini dan lokasi pemusnahan saat ini tengah disterilisasi.
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meminta agar warga sipil tidak lagi dilibatkan dalam proses peledakan amunisi kedaluwarsa yang dilakukan oleh TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Hal ini menyusul sudah adanya 13 orang korban jiwa, di mana sembilan di antaranya merupakan warga sipil. Dedi menyampaikan, ke depan keterlibatan warga dalam proses pemusnahan akan menjadi perhatian khusus.
"Ke depannya akan menjadi perhatian utama. Kalau saya sih cenderung warga sipil yang di Garut, tidak boleh lagi terlibat dalam kegiatan itu," katanya di Purwakarta, Rabu (14/5/2025).
1. Warga sipil bukan orang terlatih

Menurut Dedi, meskipun warga yang dilibatkan tersebut mengaku sudah terlatih dalam kegiatan pemusnahan ini, ada baiknya agar menjaga tidak terjadi peristiwa serupa warga sipil jangan lagi dilibatkan.
Adapun beberapa keluarga korban mengklaim sudah memiliki sertifikasi dalam membantu kegiatan peledakan amunisi kedaluwarsa milik TNI AD ini.
"Bukan orang yang terlatih, walaupun dia mengatakan saya terlatih, tapi kan pekerjaannya bukan ranah sipil," jelasnya.
2. Korban mengakui membantu TNI

Dedi Mulyadi pun berkesempatan berbincang dengan keluarga korban saat kunjungannya ke RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025). Di sana Dedi mendapatkan beberapa keterangan bahwa korban saat itu memang bekerja di area peledakan.
"Pengakuan orang yang sudah bekerja 10 tahun di situ, mereka posisi bekerja, membantu teman-teman anggota di situ," katanya.
Kendati demikian, Dedi enggan berkomentar lebih jauh soal adanya warga lain di luar korban yang diperbantukan oleh pihak TNI AD. Sebab kewenangannya pada aspek sosial masyarakat.
"Ranah saya, ranah sosial dan penanganannya ketika saat ini sudah terjadi," katanya.
3. TNI AD melakukan investigasi penyebab peristiwa ini

Diketahui, Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman memastikan, jajarannya masih melakukan investigasi untuk mengetahui secara detail penyebab kejadian ini. Namun, untuk lokasi pemusnahan saat ini tengah disterilisasi.
"Kita lihat ke depan, sekarang masih proses investigasi," ujarnya singkat saat ditemui wartawan di RSUD Pameungpeuk, Selasa (13/5/2025).
Adapun nama 13 korban ini yaitu, Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, Pratu April Setiawan, semuanya merupakan Tim Gupusmi 3 Jakarta.
Sementara sembilan warga sipil yang meninggal pertama yakni Rustiawan berasal dari Kampung Cimerak, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. korban kedua Iyus asal Kampung Cidahon, Desa Jatimulya, Kecamatan Pameungpeuk, korban ketiga Anwar Munawar warga Kampung Cikoneng, Desa Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk.
Korban keempat yakni Endang Rahmat warga asal Kampung Ciudian, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, korban kelima yakni Toto Hermanto warga Kampung Cimerak, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, selanjutnya korban atas nama Irfan Maulana warga Cimerak Desa Sagara Kecamatan Cibalong.
Korban lain yakni Agus Gustaman warga Cimerak Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Yusrizal warga Kampung Cimerak Desa Sagara dan Dadang Iis Kampung Sakamangan Desa Mekarwangi Kecamatan Cibalong.